Jim Rock

Kombinasi Unik Antara Skena Punk dan Seni Menjepret

Kombinasi Unik Antara Skena Punk dan Seni Menjepret - GenPI.co
Jim Rock ketika menggelar pameran foto di Singapura (Foto: dok. Jim Rock)

Menurutnya Jim Rock , menyukai seni forografi dan berada dalam skena punk, membuatnya bisa menjalin pertemanan dengan teman-teman dari dalam maupun luar kota. Tak ketinggalan pula beberapa kenalan dari luar negri. Dari situlah beberapa aksi-aksi band dari skena Hard Core (HC) Punk dan Grind Core pernah ia dokumentasikan, mulai dari band luar negeri seperti Doom, GBH, Misfits, Bad Religion, The Casualties.

Selain itu ada juga band-band tanah air, yaitu Dom 65, Turtles Junior, Keparat, Krass Kepala, Kontrasosial, The Stocker, The Lips, The Kuda, Tcukimay, Antipathy, Extreme Decay, Proletar, Tumor Ganas, Hurt Em, Rajasinga, Tersanjung 13, POA, Busuk, Power Punk, Error Brain, Trendy Reject, Error Crew, Sexy Pig, Borstal, Discoshit, Kandala, Straight Answer, Sabotage, Kelalawar Malam, Civil Disorder dan Anti Squad.

Kombinasi Unik Antara Skena Punk dan Seni Menjepret
Salah satu poster pameran foto Jim Rock yang digelar di Tokyo Jepang tahun 2017 lalu (Foto dok. Jim Rock)

Foto konser musik yang pertama kali yang didokumentasikannya adalah band rock asal Amerika, Fire House ketika menjalani sebuah tur di Palembang, Sumatra Selatan pada tahun 1996. Pada waktu itu tampil juga Flowers sebagai band flower. "Jadi foto konser musik pertama saya itu adalah Fire House dan The Flowers,'' tutur pemilik akun instagram @theartofmayhem Jim Rock ini.

Jimmy Rock  juga menceritakan kesan-kesannya ketika memotret berbagai band cadas itu. Menurutnya motret band luar negri yang paling berkesan adalah Iron Maiden dan Anthrax. ''Tata panggung dan lightingnya luar biasa keren. Sepultura mungkin bisa dibilang nyaris sempurna. Kemudian, Soul Fly, Casualties, GBH, Misfits dan Exodus juga keren. Kesulitanya adalah ketika motret dibatasi. Harus melalui brikade khusus untuk media,” paparnya.

“Tapi kalau secara perizinan motret di  HC Punk sangat mudah, karena hampir rata-rata teman. Tidak ada pembatas antara band, penonton dan photograper. Tapi kesulitannya adalah kondisi tata cahaya ala kadarnya. Kita juga harus siap siaga menjaga kamera agar tidak tertendang penonton yang pogo atau stage diving di depan panggung,” Jim Rock menyampaikan.

Dari situlah ratusan hingga ribuan karya photography ia buat. Hingga kemudian terbersit ide untuk melakukan pameran foto di beberapa tempat, mulai dari Jakarta hingga ke kota-kota besar lainnya, dan juga beberapa kota di luar negeri. 

Baca jugaMau Punya Kebiasaan Membaca? Ayo Lakukan ini!

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya