Mengenal Masa Muda B J Habibie

Mengenal Masa Muda B J Habibie - GenPI.co
Salah satu foto masa muda BJ Habibie. (Foto: Perpusnas.go.id)

Di usia Habibie yang ke-14, tepatnya pada 3 September 1950, Ayah Habibie meninggal dunia akibat serangan jantung. Pada saat itu, Soeharto membantu proses pemakaman ayah Habibie.

Setelah ayah Habibie meninggal, Habibie dan keluarganya pindah dari Makassar ke Bandung. Ia  bersekolah di SMAK Dago, Bandung. Dengan kecerdasannya, pria yang akrab disapa Rudy diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang saat itu bernama Universitas Indonesia Bandung. Habibie berkuliah di jurusan Teknik Mesin, namun pendidikan yang dijalaninya tidak selesai.

Setahun kemudian, Habibie memutuskan untuk melanjutkan studi di Aachen, Jerman. Pendidikannya di Jerman awalnya dibiayai oleh ibunya, sebelum akhirnya dibiayai oleh pemerintah. Di kampus baru, Habibie memilih teknik penerbangan, tepatnya tentang konstruksi pesawat terbang.

Pada tahun 1960, Habibie lulus dan meraih gelar diploma Ingenieur dari Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochschule dengan predikat cum laude. Tak berhenti disitu, Habibie kembali melanjutkan kuliahnya di kampus yang sama untuk mendapatkan gelar Doctor Ingenieur dengan predikat summa cum laude.

Usai menerima gelar tersebut, Habibie langsung mendapat pekerjaan di perusahan Messerschmitt Bolkow Blohm (MBB) yang berpusat di Jerman. Karirnya terus menanjak hingga dirinya dipercaya untuk menjabat sebagai direktur teknologi, merangkap vice president.

Sepanjang sejarah, Habibie merupakan orang Asia pertama yang dipercaya untuk menduduki jabatan nomor dua di perusahaan Jerman tersebut.

Sebelum menginjak usia 40 tahun, Habibie berhasil menciptakan beberapa teori. Salah satu teorinya yang terkenal adalah Theory of Crack Propagation on Random. Teori tersebut merupakan cara menghitung keretakan pada pesawat, bahkan sampai ke bagian atom. 

Berkat teori tersebut, Habibie dijuluki sebagai Mr. Crack. Sejumlah teori lainnya pun ia ciptakan, hingga mematenkan 46 pemikirannya di bidang Aeronautika.Habibie juga berhasil mengantongi sejumlah penghargaan lainnya, dari dalam dan luar negeri. 

Memiliki karir cemerlang tidak membuat Habibie lupa dengan tanah airnya. Pada tahun 1968, Habibie memboyong 40 insinyur Ondo esia unuk bekerja di MBB. Hal ini dilakukannya, untuk mempersiapkan  sumber daya manusia, jika sewaktu-waktu Indonesia siap memproduksi kedirgantaraan di tanah air.

Kecintaannya terhadap tanah air juga tertuang dalam sumpahnya di kala ia sedang sakit, untuk membuat pesawat yang bisa digunakan rakyat Indonesia.

Jangan sampai ketinggalan! Kamu sudah lihat video ini ?

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya