Djaduk Ferianto, Musisi yang Kawinkan Jazz dan Campursari

Djaduk Ferianto, Musisi yang Kawinkan Jazz dan Campursari - GenPI.co
Penampilan musisi Djaduk Ferianto, (Foto: Antaranews)

GenPI.co - Wafatnya musisi Djaduk Ferianto meninggalkan duka mendalam bagi dunia permusikan tanah air. Sosok Djaduk merupakan musisi yang memiliki sejumlah karya besar, dan mampu menyajikan karyanya sesuai dengan konteks zaman dan isu yang sedang berkembang.

Salah satu karya terbesar Djaduk adalah saat dirinya mengawinkan dua genre musik yang cukup berbeda dalam satu panggung, yakni campursari dan jazz. Penampilan tersebut disajikan Djaduk bersama penyanyi Didi Kempot, dalam acara Festival Jazz Gunung 2019 yang digelar di Gunung Bromo, 26 Juli 2019 lalu.

BACA JUGA: Mengenang Semangat Djaduk Ferianto Saat MenggelarJazz di Bromo

Bersama Didi Kempot, Djaduk membawakan empat lagu dalam Festival Jazz Gunung 2019, yakni Stasiun Balapan, Kangen Kowe, Banyu Langit, dan Sewu Kuto. Sajian musik oleh Djaduk Feriyanto tersebut seakan mewakili tema festival saat itu, yakni Bersaksi untuk Ibu Pertiwi.

Djaduk mengatakan bahwa kolaborasi tersebut berisi lagu campursari yang mengandung kesedihan mendalam dan diiringi nuansa jazz yang mampu membangkitkan semangat jiwa. Kolaborasi tersebut terinsiprasi dari situasi politik yang sedang terjadi di Indonesia, pasca Pemilu 2019.

BACA JUGA: Sebelum Meninggal, ini Unggahan Terakhir Djaduk Ferianto di IG

Dengan kolaborasi campursari dan jazz yang dibawakannya, Djaduk berharap konsep musiknya bisa mengobati, menghadirkan kebahagiaan, sekaligus melepaskan penat setelah kontestasi pemilu.

Almarhum Djaduk Ferianto sendiri meninggal akibat serangan jantung pada Rabu (13/11) dini hari. Misa pelepasan jenazah (requiem) rencananya diselenggarakan Rabu siang jam 12.00 di Padepokan Seni Bagong Kusudiardjo, Desa Kembaran, Tamantirto, Kasihan, Bantul.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya