“Tiba-tiba, terdengar teriakan kebingungan dari sisi lapangan yang lain, kami semua mendengaran,” kata Bairnsfather.
Ia mengatakan, para serdadau Inggris itu menghentikan lagu mereka untuk mendengarkan suara yang menggema di kegelapan.
"Suara itu dari seorang prajurit musuh, berbicara dalam bahasa Inggris dengan aksen Jerman yang kuat. Dia berkata: Kemarilah," kenang Bairnsfather.
Apa yang yang terjadi selanjutnya akan dikenang selamanya. Para tentara itu, Inggris maupun Jerman, keluar dari parit dengan rasa gugup dan sedikit canggung.
Semuanya berjalan tanpa senjata, maju hingga persis di tengah-tengah No Man’s Land. Pemandangan indah itu masih tergambar jelas di benak Bairnsfather.
Dua pihak yang seharusnya saling mengokang senjata satu sama lain, berjabat tangan dengan hangatnya di hari Natal. Susana perang hilang sejenak, berganti dengan sukacita.
Mereka pun saling bertukar kado. Mulai dari biskuit, rokok hingga minuman. Sementara itu, yang lain larut dalam keceriaan dalam turnamen sepak bola dadakan.
Natal memberi rasa kepada para prajurit itu walau hanya sejenak. Saat hari akan berganti, mereka pun saling merangkul, berjabat tangan, lalu kembali ke parit masing-masing. (*)
Lihat video seru ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News