Dear Diary

Terjebak Cinta Gadis Belia Bertubuh Molek di Kantorku

Terjebak Cinta Gadis Belia Bertubuh Molek di Kantorku - GenPI.co
Dinda adalah tipe perempuan yang selalu aku idamkan. (Foto: Elements Envato)

Jam 18.30 kami meninggalkan kantor, tidak langsung pulang ke rumah, tapi langsung ke suatu tempat biasa kami memadu cinta, setelah sebelumnya singgah sebentar ke toko buku.

Dinda, seorang gadis usia 27 tahun, sosok cerdas, lincah dan enerjik. Ia lulusan sebuah perguruan tinggi ternama di Tanah Air. Tubuhnya begitu molek, dengan pinggul ramping namun padat berisi. Kulitnya tak putih, agak kecoklatan kha Indonesia. namun begitu kulit itu halus sekali, licin dan menggoda untuk dibelai. 

Sementara rambutnya, hitam dan tumbuh lebat bagai pepohonan di lereng Gede Pangrango. Dinda punya semua kualifikadi perempuan yang aku idamkan. itulah yang membuatku jatuh cinta padanya.

Di kantor,  ia termasuk kepercayaan bos.Sedangkan aku, di bidang kerja di bagian perencanaan, bersebelahan ruang kerja dengan ruangan Dinda.

Mulanya, komunikasi  kami hanya sebatas hubungan kerja. Tapi, sejak aku menemukan ponselnya yang tertinggal di toilet kantor, kami menjadi semakin akrab.

Memang banyak yang berbeda di antara kami, termasuk usia yang terpaut jauh hingga 20 tahun, tapi bukan halangan untuk berbagi suka dan duka.

Kendati aku memiliki lebih dari selusin wanita TTM (teman tapi mesra), namun bagiku, Dinda paling istimewa. Padanya aku selalu curhat setiap kali menghadapi masalah. Dan, aku merasakan keteduhan bila bersamanya. Menurut Dinda, ia juga merasakan hal yang sama.

Sudah hampir lebih dari 2 tahun hubungan kami, tak seorang pun rekan kerja mengetahuinya. Mungkin karena kami selalu menjaga imej sebagai profesional di depan mereka. Jika ada kesempatan,  selalu kami luangkan untuk memadu cinta. Walau hanya sekilas.

Di satu kesempatan aku tanya kepada Dinda, apakah ia juga memiliki perasaan khusus seperti yang aku rasakan? Dinda saat itu tidak langsung menjawab, hanya dengan senyuman ia menyatakan perasaan yang sama denganku.

Meski bila berduaan kami saling membelai, dan sempat berciuman, namun kami tetap dapat mengendalikan diri, tidak melakukan hubungan badan. Hal ini pernah kami diskusikan secara tak sengaja saat kami berdua ditugaskan perusahaan di satu kota di Jawa Barat.

Waktu itu aku sengaja datang kamar hotel tempat ia menginap untuk menanyakan materi bahan laporan yang akan disampaikanke kantor melalui e-mail. Tapi, tanpa sadar kami justru terlibat dalam pembicaraan pribadi yang darinya aku mendapat pemahaman mendalam tentang makna cinta sejati (true love), yang bagi Dinda, itulah yang mendasari hubungan kami selama ini.

BACA JUGA: Terbelenggu dalam Cinta dan Amarah Kakak Kelasku

Kepada Dinda, aku katakan, meski gelora syahwat sudah naik ke ubun-ubun, aku berusaha tak akan melakukan sesuatu yang melanggar norma hukum dan agama. Ini demi kemurnian cintaku padanya.

“Cintaku murni, Dinda, rasa cinta yang tidak pernah kualami sebelumnya. Hanya olehmu aku mengenal apa itu cinta,” kataku seraya menggenggam tangannya.

“Cinta itu memang indah, mas Johan, jangan kotori ia dengan nafsu. Cinta tidak sombong, atau mementingkan diri sendiri. Ia akan menutupi segala kesalahan, cinta adalah pengorbanan dan pengorbanan kita mengendalikan nafsu jelas berakar pada cinta,” jawab Dinda.

“Jadi tanpa kata pun, kita sudah dapat memahaminya, karena cinta berbicara dengan seribu satu bahasa, disaat mulut membisu,” kataku.

“Tapi cinta tanpa uang akan membawa kita sengsara. Ia tak akan mati, walau badan berkalang tanah. Love is crazy, but rational, cinta itu tidak materialistik,” kata Dinda seraya tersenyum.

Ketika kusinggung, kemungkinan hubungan kami, cepat atau lambat pasti bakal berakhir pahit karena adanya perbedaan yang tak dapat dipertemukan, Dinda justru berpendapat sebaliknya.

“Mas Johan, cinta akan menyatukan dua dunia yang berbeda, karena itu tak mengenal perbedaan. Apabila kedua dunia itu bersatu, itulah yang disebut ‘magic of love.’ Cinta itu jujur pada diri sendiri, dan ia selalu indah walau pun sering berakhir pahit. Cinta itu suci dan tak berkesudahan. Ia tak akan pudar, karena untuk mendapatkannya perlu waktu,” jelas Dinda.

“Tapi, rasanya tak mungkin kita bersatu, Dinda. Banyak faktor yang memisahkan kita. Dari usia, status, dan masih banyak lagi yang lain,” kataku sambil kusandarkan punggungnya ke dadaku.

BACA JUGA: Sesalku Seumur Hidup, Kesetiaan Suami Jadi Ratapanku...

Sejenak Dinda terdiam, suasana hening terasa di dalam kamar hotel. Ku lihat, cairan bening menitik dari matanya.  Jantungnya berdegup cepat. Dengan mulut bergetar Dinda berkata, kalau itu harus terjadi, kita harus menerimanya sebagai kenyataan.

“Cinta tidak bisa dipaksa untuk datang, melainkan akan hadir dengan sendirinya.Tapi bila ia telah hinggap tak satu pun yang mampu mengusirnya, hingga ia pergi dengan sendirinya.Sejatinya, aku juga merasakan hal yang sama,” katanya.

“Sudah kuperkirakan, pada saatnya kita bakal berpisah, tak lama lagi aku akan pindah ke Jawa Tengah, kerja disana dan tinggal bersama kedua orang tuaku yang sudah sepuh,” isak Dinda sembari melihat ke arah wajaku.

“Tapi, yakinlah mas Johan, cinta kita yang rajut di kantor ini adalah cinta sejati, cinta suci, cinta putih, yang tidak akan ditemukan di tempat lain. Bila kau sedang jatuh cinta, nyalakan lilin, pegang rosario dan berdoa. Mintalah apa yang kamu minta, karena pasti akan diberikan kepadamu,” tegasnya.

Diingatkannya, cinta itu akan terwujud bila kita memberikan sesuatu, dan bila hal itu tidak diterima oleh seseorang, janganlah marah, sebab kita telah mempunyai cinta, cinta tak bernoda.

Ku ambil selembar tisu,dan menghapus air matanya. Sambil mendekapnya erak aku katakan bahwa, pengalaman cinta ini tentu akan tetap dikenang, sebab ia akan terasa sangat indah, pada saat tidak bersama-sama lagi dengan orang yang kita cinta.

“Dinda, kita memang bisa saling mencintai tapi tanpa dapat memilikinya,” kataku. “Tapi karena cinta putihmu, maka dimana pun engkau berada, I will always love you till the end,” ucapku seraya mengecup bibirnya yang tipis mungil.(*)

True Story oleh Paulus L

Lihat video seru ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya