DEAR DIARY

Sungguh Tega Kamu! Gagalkan Pernikahan Kita demi Cinta Satu Malam

Sungguh Tega Kamu! Gagalkan Pernikahan Kita demi Cinta Satu Malam - GenPI.co
Sungguh Tega Kamu! Gagalkan Pernikahan Kita demi Cinta Satu Malam. Foto: nd3000/Envato Elements

“Mel…. gue serius!” air muka Boby berubah sore itu dan aku hanya membalasnya dengan senyuman. 

“Iya, gue kabarin lu kalau ada apa-apa. Jangan khawatir, bye…!” kataku sembari mendaratkan pipiku ke pipi dia.

Setibanya di Surabaya aku mendadak merasa gelisah. Entah perasaan apa ini, karena aku kepikiran dengan ucapan Boby sebelumnya. Aku merasa Boby tidak bercanda mengatakan semuanya.

Dia emang sudah berkali-kali menyatakan perasaanya kepadaku. Namun, aku menolaknya. Aku lebih nyaman menganggap Boby sebagai seorang sahabat, kakak dan teman, bukan seorang pacar. Lagian aku sudah mau tunangan sama Farel dan hatiku cuma buat Farel. 

Aku makin tidak tenang saat menuju rumah Farel. Ditambah lagi jalanan yang macet di sekitaran Ahmad Yani, bahkan taksi yang aku tumpangi benar-benar berhenti dan tidak bergerak sama sekali hampir satu setengah jam. 

“Macet ya pak? Tumben separah ini?” 

“Iya mbak, Persebaya lagi komvoy,” jawab si supir taksi. 

Perjalanan dari bandara ke rumah Farel yang seharusnya hanya ditempuh selama 30 menit menjadi 2 jam. Di perjalanan aku mencoba menghubungi Farel tapi berkali-kali mail box. Tidak biasanya ponsel dia mati.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya