Dear Diary

Diam-diam Aku Bergairah dengan Sahabatku Sendiri

Diam-diam Aku Bergairah dengan Sahabatku Sendiri - GenPI.co
Aku mencintai sahabatku sendiri. (Foto: eHarmony )

GenPI.co - Aku duduk di window-seat, disampingku ada Ardi. Pria berusia matang berperawakan tak terlalu berotot tapi justru memiliki daya tarik yang luar biasa. Wajahnya yang serupa pria kebanyakan, sepintas tak menarik. Atau dipandang lama juga sama saja. Dan aku, cuma pecundang yang berani menjadi pemuja rahasianya. Menjadi teman curhatnya, apapun itu. Karena mendengar suaranya saja sudah membuatku mabuk kepayang. Apapun topiknya!

Perjalanan dari Bandara International Lombok – Senggigi membuat kami sibuk membahas khayalan manis kalau jalanan di Jakarta bisa sedamai itu. Lebar dan lengang. Mukjizat yang terlalu tinggi. Malam itu kami memang akan menginap semalam dulu di Senggigi, karena penerbangan kami yang terlalu sore sehingga tidak mau memaksakan untuk langsung berguling-guling di pantai di Gili Trawangan.

Kami menginap di satu hotel kecil, yang ternyata membuat Ardi tak henti-hentinya mengomel tentang nyamuk yang seperti berpesta di kulit coklatnya. Untung aku membawa beberapa botol anti nyampuk spray, jaga-jaga.

BACA JUGA: Bi Ima Bikin Aku Terkulai Lemas Namun Puas

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya