Malaikat Tanpa Sayap

Malaikat Tanpa Sayap - GenPI.co
Ilustrasi

Pernah suatu malam saat kuterbangun dari tidurku saat Ayah bekerja di luar kota, aku mendengar Ibu sedang berdoa kepada Tuhan dengan kedua tangan menadah.

Ibu berdoa agar Tuhan menjaga, melindungi, memberi kesehatan, dan rezeki yang melimpah serta mendoakan kesuksesan keluarganya nanti kelak Bahagia di dunia maupun akhirat.

Saat mendengarnya tubuhku bergetar, hatiku tersentak, dan tiba-tiba air mataku menetes begitu saja. Aku tak bisa berkata-kata betapa mulianya hati seorang Ibu.

Terkadang, aku suka melawan perkataannya dan lebih suka bermain bersama teman sebaya dibandingkan ngobrol bersama Ibu, kini aku merasa tertampar oleh Tuhan dengan kondisi ini.

Terkadang, Ibu suka marah jika aku tidak mau disuruh melakukan pekerjaan rumah dan maunya seenaknya sendiri serta sulit jika diminta tolong olehnya.

Namun, kini aku sadar jika hal-hal yang disuruhnya juga akan bermanfaat di masa depan kelak ketika aku sudah berumah tangga. Maafkan aku Ibu, yang terkadang mengabaikan semua kemauanmu.

Aku belum bisa membahagiakan ibu yang telah melahirkanku. Hanya kata maaf yang bisa kusampaikan kepada ibuku atas semua perbuatanku yang membuatnya terkadang kecewa.

Ibu, terimakasih karena telah melahirkanku, menjagaku, merawatku, mendidikku, dan untuk semua kasih sayang yang telah kau berikan dari aku dilahirkan hingga kini menganjak dewasa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya