Motor Klasik Tua yang Kucintai

Motor Klasik Tua yang Kucintai - GenPI.co
Ilustrasi

Selain unik, motor klasik menambah pengetahuanku di bidang otomotif, tak jarang kepercayaan diriku bertambah karena banyak orang yang suka bertanya-tanya terkait motorku.

Merawat motor tua berarti juga harus memiliki waktu yang luang karena harus mengotak-atik dan merawat kendaraanya. Dapat dibilang jika sudah berdua dengan motor kesayanganku, terkadang aku suka lupa waktu.

Memeriksa mesin atau mengelap body motor kesayangan sudah jadi kegiatan sehari-hari. Sedikit lecet atau tergores saja bisa membuatku sedih.

Sesama pengendara motor tua juga punya rasa kebersamaan yang luar biasa. Ketika berpapasan di jalan, kami tak enggan saling menyapa dengan membunyikan klakson. Beberapa menyebutnya sebagai “salam tet tot”.

Jika tak sengaja bertemu saat sedang berhenti tak jarang untuk menyempatkan diri sejenak mengobrol, berkenalan, berbagi pengalaman atau wawasan seputar kegemaran motor tua yang saling dimiliki.

Biasanya, penggemar motor tua juga memilik komunitas-komunitas yang mempunyai ikatan solid. Jika di pinggir jalan ada pengguna motor klasik yang kesusahan karena mogok, maka wajib hukumya untuk membantu saat melihat pengendara lain kepayahan mengurus kendaraanya yang mogok di pinggir jalan kala mereka tak bisa mengatasi masalah kendaraanya sendirian. Bagaimanapun, sesama penyuka motor klasik tua adalah teman.

Penggemar motor klasik harus sudah tahu betul caranya berkompromi. Saat perjalanan jauh atau touring, aku sangat mempersiapkan segala kebutuhan si Red Jet.

Kampas rem habis, kabel kopling tiba-tiba putus, mesin panas; banyak masalah yang mungkin mendadak dialami. Namun, antisipasi sigap harus kulakukan dengan membawa part-part yang memang dianggap rapuh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya