Dear Diary

Rani, Sosok yang Hidup dalam Benakku

Rani, Sosok yang Hidup dalam Benakku - GenPI.co
Sahabat baikku Rani ternyata bukan seperti yang kupikirkan lantaran ia hanya hidup dalam benakku.(Foto: Elements Envato)

GenPI.co - Aku bingung. Ibu  belakangan ini selalu menatapku dengan perasaan lain. Ada pancaran kecemasan dari sorot matanya. Seperti ada yang tidak beres pada diriku. Padahal, aku baik-baik saja. Sehat-sesehatnya. 

Begitu juga dengan Dhita, adikku satu-satunya. Ia tak pernah lagi menyelinap masuk ke kamarku lalu tiduran di kasur sambil membaca salah satu koleksi komikku. Sepertinya ia menjaga jarak, bicara seperlunya saja denganku. 

Semuanya berawal ketika Rani datang ke rumah. Rani adalah sahabatku. Kami seperti saudara, karena sebagian besar waktunya kerap kali dihabiskan di rumahku. 

Kisah pertemuanku dengan Rani begitu unik. Ia mengantarku kembali pulang ketika aku kabur dari rumah karena bertengkar dengan ibu. Dalam pertengkaran itu, ibu mengatakan kalau aku sakit dan itu membuatku kecewa. 

Dua hari aku pergi dari rumah, luntang-lantung di jalan lalu menghentikan langkahku di depan sebuah rumah yang tak terawat lantaran tak lagi ditinggali. 

Di teras rumah itu, aku ingin mengaso sebentar untuk melepas penat sambil meratapi diri. Lalu entah dari mana, Rani muncul begitu saja di hadapanku. Sebagaimana biasa, aku cemas melihat orang asing. Namun Rani tampaknya adalah seorang yang baik dan tulus. Buktinya ia mau mengantarkanku pulang ke rumah. 

BACA JUGA: Ratni Mempertahankan Kehormatannya

Aku dan Rani pun kembali ke rumah. Sepanjang jalan ia menceritakan banyak hal tentang dirinya. Kami seketika menjadi teman karib dan aku merasa nyaman dengannya. Meskipun sepanjang perjalanan orang-orang menatap kami dengan pandangan aneh, aku tak peduli. Toh perasaanku tengah berbunga-bunga mendapatkan sahabat baru, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya