Ramalannya Benar, Ternyata Pacarku Suka Main Tangan

“Tapi Laras, semua yang lo sebutkan bukan karakter Nico. Percaya deh sama gue,” sanggahku.

Selama tiga bulan kami jadian memang Nico tidak pernah menunjukkan sifat buruk tersebut kepadaku. Bahkan aku lebih merasa bahwa dia seorang yang sangat lembut dan selalu mengalah saat berdebat denganku.  

Menginjak bulan kelima, aku merasa ada yang aneh dengan Nico. Aku merasa dia tidak sehangat biasanya, bahkan sering uring-uringan. Awalnya aku hanya merasa kalau dia lagi banyak masalah di kantor. 

Sebagai seorang Taurus yang down to earth, aku selalu mendukung apa yang dia lakukan. Selain itu aku mencoba untuk mengalah demi menghindari keributan. Namun, kejadian sore itu membuat aku merasa sedih. 

Nico bilang kalau dia sedang banyak pikiran dan memintaku untuk datang ke rumahnya. Sebagai kekasinya, aku datang untuk menghiburnya. Kedatanganku sore itu mengubah air mukanya menjadi cerah, setelah bibirku mendarat di pipinya. 

Sore itu aku menemani dirinya yang tengah asik dengan laptopnya untuk menyelesaikan sebuah pekerjaannya. Namun, tak sengaja aku menumpahkan kopi di atas berkasnya. Mengetahui hal tersebut dia spontan marah dan menampar pipiku. 

Meski setelahnya dia meminta maaf, tetapi rasanya luka tersebut ikut membekas di dalam hati. 

Aku kaget dengan sikap tempramen yang dia tunjukkan kepadaku. Pasalnya, tidak hanya hari itu saja. Setelahnya sikap serupa dia tunjukkan kepadaku. Terlebih jika saat dia banyak tekanan, aku seolah menjadi bahan pelampiasan amarahnya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News