Model Cantik Davina Ajak Masyarakat Selamatkan Satwa dari Eskploitasi

Model Cantik Davina Ajak Masyarakat Selamatkan Satwa dari Eskploitasi - GenPI.co
Davina Veronica, aktris sekaligus aktivis pecinta satwa. (Foto: Instagram)

Kasus penyiksaaan sejumlah satwa belakangan cukup memprihatinkan. Belum tuntas masalah ekploitasi kucing yang diseret oleh pemiliknya hingga tewas, saat ini juga masih banyak dijumpai beberapa oknum yang melibatkan binatang dalam sebuah pertunjukan, seperti atraksi topeng monyet dan sirkus lumba-lumba. Bahkan pada akhir 2017 lalu di Citayam, Depok, Jawa Barat, dilaporkan seekor kuda yang sudah kelelahan tetap dipaksa bekerja oleh sang kusir.

Menyikapi hal ini, model cantik sekaligus aktivis pecinta satwa, Davina Veronica sangat menyesalkan perilaku manusia yang minim edukasi tentang perlindungan satwa. Ia menganggap masyarakat, khususnya di Indonesia masih melihat binatang itu seperti property bukan mahluk hidup yang harus dicintai. Padahal menurutnya, para satwa juga memiliki kapasitas untuk merasakan sakit dan stres.

“Orang-orang nggak punya punya empati, bahwa binatang juga bisa merasakan haus atau capek. Saya sering melihat kuda-kuda capek nggak dikasih minum sampai kurus banget, jadi masalah binatang di Indonesia sangat memprihatikan,” ucap Davina kepada GenPI.co usai mengisi talkshow “Domestic Animal Welfare Legislation in Indonesia”, di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (14/2).

Model Cantik Davina Ajak Masyarakat Selamatkan Satwa dari Eskploitasi

Menyoroti kasus tentang penyiksaaan satwa, pemain film ‘Badai Pasti Berlalu’ itu menekankan bahwa masyarakat perlu edukasi dan berpikiran terbuka bahwa sarana penghiburan yang melibatkan binatang sudah seharusnya tidak ditonton. Hal itu justru akan membuat para binatang seperti lumba-lumba dan harimau semakin tersiksa.

“Soal pertunjukan lumba-lumba harus dihapuskan. Apa sih untungnya buat kita melihat lumba-lumba berperilaku seperti bukan perilaku mereka di alam? Nggak ada benefitnya. Padahal they don’t do that in the ocean and their natural habitat,” ujar perempuan berdarah Jawa-Manado itu.  

Ia menambahkan, hal itu bisa diatasi dengan kesadaran masyarakat untuk tidak menonton. Apabila tak ada permintaan (demand) dari masyarakat, secara otomatis bisnisnya akan mati. Selain itu, perlu adanya edukasi yang menyeluruh dibalik kekejaman dari circus lumba-lumba. “Empati serta edukasi harus dibangun dan semoga masyarakat diluar sana terbuka pikirannya bahwa ini penyiksaan terhadap mereka (satwa). Keuntungannya apa?,” tambahnya.

Aktris berusia 40 tahun tersebut saat ini aktif dalam yayasan khusus bernama Garda Satwa Indonesia (GSI) yang berdiri sejak 1 Juni 2011. Didirikan oleh para aktivis dan pencinta satwa, gerakan ini fokus kepada kampanye dan sosialisasi edukasi satwa di lembaga pendidikan, masyarakat, dan media sosial, vakinasi, sterilisasi bersubsidi, penyelamatan, dan adopsi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya