GenPI.co 
Malam itu Mike tidak menjemputku, itu memang bagian dari rencanaku yang ingin hanya bertemu di tempat makan fancy favorit kami di daerah Kemang, Jakarta Selatan.
Aku menggunakan kemeja hitam dengan garis putih, tentu berpenampilan seperti biasa agar tidak mencurigakan bahwa hari ini sangatlah spesial.
Tepat pada jam 19:00 WIB, aku sudah melihatnya duduk di meja pinggir jendela dengan menggunakan kemeja biru santai. Sambil menghampirinya dengan wajah kesal, aku duduk tanpa mengucapkan satu kata apapun.
Mike terus berusaha mengajak aku bicara. Berulang kali ia berkata maaf padaku agar tidak lagi kesal padanya, walau ia sama sekali tidak mengerti mengapa aku merasa marah padanya.
Wajah Mike benar-benar ketakutan, seakan ia berpikir aku akan memutuskannya malam itu. Aku yang terus memandang wajah memelasnnya tak sanggup menahan tawa.
Aku pindah posisi duduk jadi di samping memeluknya, memberikan kado sambil mengucapkan 'Happy International Boyfriend's Day'.
Mike membalas pelukanku kemudian mencium keningku dengan lembut. Setelah melepas pelukanku, tiba-tiba handphone Mike yang terletak di atas meja berbunyi terdapat notif videocall masuk dari seorang wanita bernama Melisa.
Mike segera mengunci layar handphonenya dengan cepat dan kembali mengelus rembutku. Tingkahnya yang tidak biasa membuat aku curiga.
Aku pun dengan cepat mengambil handphonenya dan ingin memeriksa pesan di whatsppnya. Sayangnya, password di handphonenya telah diganti, bukan lagi tanggal jadian kami.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
