Belangkas, Si Buruk Rupa Lambang Cinta Sejati

Belangkas, Si Buruk Rupa Lambang Cinta Sejati - GenPI.co
Belangkas dalam penangkaran. (Foto: Edi Sutrisno)

Belangkas, mahluk payau, memang punya rupa yang buruk. Tubuhnya dilapisi cangkang keras. Mirip kepiting, namun punya ekor panjang. Mahluk air ini memang golongan hewan purba. Tidak berubah bentuknya sejak jutaan tahun lalu.  Itu sebabnya disebut living fossils oleh orang-orang bule di belahan bumi barat sana.

Tampilan boleh seperti alien. Namun soal kesetiaan terhadap pasangan, belangkas belum tertandingi  oleh mahluk laut manapun.  Hewan ini monogamic. Hanya setia pada satu pasangan sampai akhir hayat. Mereka juga romantis. Ke mana-mana selalu berdua.  

Baca juga: Fakta Belangkas si Hewan Purba 

Makanya, belangkas ini juga kerap dijadikan sebagai simbol cinta sejati. Cinta tanpa syarat. Jenis cinta yang hanya bisa dipisahkan oleh maut. Cinta tanpa pamrih, yang memberi namun tak harap kembali.

Untuk bertahan hidup, belangkas menyusuri lingkungan hutan bakau pada malam hari. Di antara akar-akar bakau yang terjalin rapat, hewan ini mencari kerang, cacing maupun alga untuk dimakan

“Belangkas ini masih banyak di bakau Desa Tembeling, Bintan. Para nelayan yang menjaring ketam juga banyak yang tertangkap belangkas.” ujar Wan Rudy, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan kepada GenPI.co belum lama ini.

Belangkas juga ditemukan di beberapa daerah di Jawa. Masyarakat di sana memanggilnya mimi untuk yang berjenis kelamin jantan. Sementara untuk yang betina disebut mintuna. Di Inggris belangkas dikenal sebagai horseshoe crab. Itu karena bentuknya yang dianggap mirip seperti ladam kuda.

Butuh usaha keras untuk hewan yang masuk satwa dilindungi berdasarkan peraturan Menteri LHK itu. Menurut Edi Sutrisno, penulis buku Wonderful Kepri, dari mulai menetas hingga siap panen, seluruhnya memerlukan waktu empat belas hingga lima belas tahun. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya