Bedjo, Menjajakan Sekaligus Melestarikan Permainan Tradisional

Bedjo, Menjajakan Sekaligus Melestarikan Permainan Tradisional - GenPI.co
Bedjo dan dagangannya. Dalam sebulan ia mengaku meraih omset hingga Rp10 juta. (Foto: Asri/GenPI.co)

GenPI.co – Saban gelaran Car Free Day (CFD) Jakarta, Bedjo selalu turut serta. Bukan untuk ikut olahraga, pria 46 tahun asal Gunung Kidul ini datang untuk menjajakan dagangannya. Di lokasi CFD, ia menjual mainan tempo dulu bikinan sendiri.

Selain sebagai sumber mata pencaharian, Bedjo mengaku mencintai mainan tradisional. Dengan cara menjual, ia ingin agar  anak-anak sekarang mengenal jenis permainan jaman dahulu yang tak kalah seru dibandingkan game-game di gawai.

Permainan tradisional yang dijajakan Bedjo mayoritas berbahan bambu.  Jenis juga beragam. 

“Ada priwitan burung, ada krecekan, gangsing dan suling. Ini semua terbuat dari bambu khusus, terlebih untuk suling. ya menggunakan bambu wuoh, lebih dikenal dengan bambu tamiang,  dari Bandung," ujar Bedjo kepada GenPI.co yang ditemui dikawasan CFD  Jakarta, Minggu (14/4) pagi.

Bedjo, Menjajakan Sekaligus Melestarikan Permainan TradisionalPermainan tradisional berbahan bambu yang dijajakan Bedjo (Foto: Asri/GenPI.co)

Dalam pembuatan Bedjo pun mampu menyelesaikan hingga 100 mainan setiap harinya. Saat dijual, tidak mematok harga mahal. Untuk suling, misalnya, dihargai  Rp25 ribu per batang.  Semantara  untuk siulan burung, kecrekan, dan juga gasing masing-masing berharga Rp15 ribu.

"Saya sudah mengerjakan ini sejak tahun 1991, proses pembuatannya menurut saya tidak cukup sulit, hanya dibutuhkan ketekunan dan ketelitian,” tutur Bedjo.

Bedjo juga mengaku lebih suka menjajakan jenis permainan tradisional. “Mainan yang dari plastik gitu saya nggak suka, lebih suka yang unik yaitu mainan jaman dulu dan harus tetap dilestarikan sebagai alat bernostalgia tempo dulu"

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya