Destinasi Digital Besutan GenPI Bikin Industri Kepincut

Destinasi Digital Besutan GenPI Bikin Industri Kepincut - GenPI.co
CERDAS : Menteri Pariwisata Arief Yahya saat memberikan paparan di Workshop Matchmaking CoE, Digital Destination, Diaspora Restauran, with Co Branding Partners di Royal Hotel Kuningan, Jakarta. Foto : Kemenpar

JAKARTA – Destinasi digital yang diluncurkan Generasi Pesona Indonesia (GenPI), mampu menarik minat industri. Banyak industri yang ingin melakukan co-branding di destinasi GenPI. Mulai dari industri perhotelan, cafe, bahkan perbankan. Para pelaku industri ini antusias. Mereka ingin tahu secara detail pasar digital yang diciptakan GenPI.

Hal itu terungkap saat Workshop Matchmaking COE, Digital Destination, Diaspora Restaurant with Co-Branding Partner. Lokasinya di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Selasa (20/3). Saat Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi Don Kardono memberikan paparan, seluruh peserta yang hadir serius menyimak. Bahkan ada beberapa yang langsung mempertanyakan peluang untuk bisa co-branding.

Di antaranya Sahid Hotel Group, Warunk Upnormal milik PT Cita Rasa Prima, Bank BRI. "Kita sejak awal sudah optimis pasar-pasar ini akan diminati industri untuk berpromosi. Karena destinasi digital ini memberikan dua keuntungan, yaitu offline dan online. Offline-nya ya pasar yang digelar tiap minggu yang selalu ramai. online-nya, anak-anak GenPI sangat gencar dalam bermedia sosial. Bisa menciptakan 3-4 trending topic tiap minggunya," jelas Don Kardono.

Tiga perusahaan yang sudah melakukan co-branding dengan Kemenpar ini, menilai tempat berkumpulnya wisatawan dari kalangan muda merupakan pangsa pasarnya. Warunk Upnormal misalnya. Mereka akan mengkaji kemungkinan membuka lapak di destinasi digital. Seperti yang sudah dilakukan produk W'Dank brand NutriSari-Nutrifood Indonesia di Pasar Pancingan. Sementara BRI mengincar transaksi cashless yang akan dialihkan ke e-money.

"Semua peluang-peluang yang ada akan kita pertimbangkan. Kita akan mencarikan bentuk kerjasamanya nanti seperti apa. Semua akan kita bahas di RakornasPar I di Bali 22-23 Maret nanti. Destinasi memang harus memberikan commercial value," ungkap Don Kardono. Kemenpar saat ini tengah menargetkan membuat 100 destinasi digital. Saat ini, sudah ada 7 pilot project Pasar GenPI di 7 Provinsi yang sukses. Di antaranya Pasar Mangrove Batam, Pasar Baba Boen Tjit Palembang, Pasar Siti Nurbaya Padang, Pasar Tahura Lampung, Pasar Kaki Langit Yogyakarta, Pasar Karetan Kendal dan Pasar Pancingan Lombok.

"Startnya nanti setelah Rakornas. Kita optimis target akan tercapai. Karena untuk membuat pasar digital seperti yang sudah dibuat itu
mudah, murah dan banyak peminatnya," tambah Don Kardono. Don Kardono menjelaskan, destinasi digital atau yang kerap dikenal Pasar Zaman Now ini memiliki positioning, differentiation dan branding.

Positioning-nya, yaitu esteem economy, generasi millenials yang butuh pengakuan, dan media sosial. Differentiation-nya Instagrammable dan digitalable photogenic. Sementara branding-nya, menjadi destinasi zaman now. "Kids Zaman Now 70% Eksis di Dunia Maya, Dunia Digital. Media pun sebagai channel menuju ke sana. Pariwisata kita pun makin kreatif makin instagramable, memikirkan objek gambar, agar kalau difoto, layak diposting di medsos, dan banyak likes, comments, banyak repost, share, dan interaksi positif," tuturnya.

Don Kardono menambahkan, destinasi digital bikinan GenPI ini memberikan commercial value. Anak-anak GenPI bisa menciptakan bisnis bidang 3A (Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas) di Destinasi Wisata. Pasar Karetan misalnya, omset rata-rata pasar dalam satu Minggu Rp 40 juta. Bila digelar dalam kurun waktu setahun, omset yang dihasilkan mencapai Rp1,92 miliar. Bila sukses ini diikuti 100 pasar, maka omsetnya mencapai Rp 192 miliar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya