Perang Topat 2018 Harmoni dan Toleransi

Perang Topat 2018 Harmoni dan Toleransi - GenPI.co
Perang Topat. (Foto: BPPD NTB)

Harmoni dan toleransi ditawarkan event Perang Topat 2018. Ritual religi Islam dan Hindu bertemu, lalu dikolaborasikan dengan budaya khas Nusa Tenggara Barat (NTB). Konsep yang ditawarkan special show, art performance, hingga panggung utama.

Perang Topat 2018 digelar 14-22 November 2018. Lokasinya di Pura dan Kemaliq Lingsar, Lombok Barat, NTB. Tema yang diangkat adalah ‘Bangkit Merajut Harmoni dan Toleransi Lombok Barat Bangun Kembali’. Puncak acara berupa Perang Topat. Atau, perang menggunakan ketupat sebagai medianya.

Usai berperang, topat yang digunakan sebagai amunisi lalu dibawa pulang. Topat-topat itu dijadikan tuah kesuburan. Harapannya, memberikan panen melimpah. Prosesi budaya ini berlangsung turun temurun. Mengacu kalender Sasak, Perang Topat digelar setiap bulan Purnama Sasih ke Pitu.

“Perang Topat ini sarat nilai. Ada kekuatan dua religi di situ sekaligus budaya. Semuanya mengajarkan keseimbangan dan harmoni. Lebih luas lagi, Perang Topat ini mengajarkan besarnya nilai toleransi antar umat beragama,” kata Plt Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani, Jumat (16/11).

Perang Topat 2018 memiliki beberapa konten religi. Ada kegiatan dzikir dan doa berzanzi, haul umat muslim Sasak, hingga ritual sapaah umat muslim. Event ini juga memberikan slot khusus bagi sembahyangan umat Hindu.

Giri Adnyani menambahkan, penyelenggaraan Perang Topat 2018 menjadi momentum kebangkitan pariwisata NTB.

“Pariwisata NTB ini terus berdenyut. Ada banyak event yang digelar di sana. Perang Topat ini menjadi media terbaik yang menggambarkan NTB sudah pulih. Pariwisatanya pulih secara menyeluruh setelah terkena bencana beberapa waktu lalu,” lanjutnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya