Tourism 4.0 adalah Millennial Tourism

Tourism 4.0 adalah Millennial Tourism - GenPI.co

JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sudah siap menyambut kehadiran era Tourism 4.0. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Tourism 4.0 lahir seiring dengan mulai tersedianya big data perilaku travellers. Data dikumpulkan via apps dan sensor. Kemudian, diolah untuk menciptakan seamless dan personalized travelling experience.

"Seamless dan personalized experience bisa diwujudkan karena adanya peran teknologi-teknologi Revolusi Industri Keempat (4.0) yaitu artificial intelligence, internet of things (IoT), big data analytics, robotics, augmented reality, cloud computing, blockchain, dan sebagainya. Inilah berbagai teknologi yang kini sering disebut sebagai Teknologi 4.0," jelas Menpar Arief Yahya saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata I Tahun 2019 di Golden Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, (28/2).

Seperti diketahui, Indonesia telah memasuki era Revolusi Industri Keempat. Menurut World Economic Forum (WEF), era ini ditandai dengan lahirnya “cyber-physical systems” yang menggabungkan kemampuan manusia dan mesin (robot).

Revolusi Industri Pertama terjadi di abad ke-18 (1784) ditandai dengan pesatnya kemajuan mesin uap dan mesin-mesin pengganti tenaga manusia. Revolusi Industri Kedua terjadi di penghujung abad ke-19 (1870), yang ditandai dengan kemajuan sistem produksi massal dan energi listrik. Sementara Revolusi Industri Ketiga terjadi sejak 1969 yang ditandai kemajuan elektronik, ICT (informasi dan telekomunikasi), dan otomasi.

WEF memprediksi penerapan teknologi 4.0 akan menghasilkan “disruptive effect” yang akan mengubah secara mendasar wajah berbagai industri termasuk industri pariwisata.

"Berbagai kemajuan teknologi 4.0 memungkinkan terwujudnya berbagai aplikasi yang mampu memperkaya traveller experience di satu sisi. Hal ini secara drastis mendongkrak produktivitas industri pariwisata di sisi lain," papar Menpar Arief Yahya.

Di bandara misalnya, dimungkinkan adanya robotic airport guide/helper yang membantu para travellers melakukan proses check-in dan boarding. Juga layanan on-demand service untuk jasa transportasi yang sangat praktis dan efisien.

Di hotel bisa dikembangkan layanan e-concierge, m-payment, atau personal assistant dengan memanfaatkan teknologi augmented reality (AR). Sementara di destinasi wisata, seluruh informasi destinasi tidak lagi melalui brosur atau penjelasan para guide, tapi sudah memanfaatkan teknologi virtual reality via smartphone di tangan.

"Singkatnya, Revolusi Industri Keempat bakal mengubah dan mendisrupsi industri pariwisata secara mendasar. Karena terwujudnya cost value (“more for less”), experience value (“personalized”), dan platform value (“resources sharing”) yang bakal dinikmati para travellers. Karena itu kita harus mampu menjadikan teknologi 4.0 sebagai sumber competitive advantages baru di pasar global," tutur pria asal Banyuwangi ini.

Dilanjutkan Menpar, Tourism 4.0 Global Best Practices Konsep Tourism 4.0 termasuk baru di dunia. Coba saja search di Google, pasti tak banyak menemukan materi mengenai konsep ini. Berbagai negara masih bereksperimen untuk bisa mengambil manfaat maksimal dari tren Tourism 4.0 ini.

"Karena itu benar kata Jack Welch, “Not Invented Here”, kita harus mengambil pelajaran dari negara-negara lain yang sudah menerapkannya agar kita tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang sudah mereka perbuat," ungkapnya.

Di Eropa, negara yang paling maju menerapkan Tourism 4.0 adalah Spanyol. Spanyol adalah salah satu negara termaju dalam urusan mendatangkan wisman. Tahun 2017 lalu Spanyol menduduki urutan kedua dengan jumlah wisman mencapai 82 juta. Kontribusi sektor pariwisata Spanyol mencapai 15% GDP, menyerap 15% tenaga kerja yang mencapai lebih dari 2,8 juta.

"Karena itu Spanyol sangat serius membenahi sektor pariwisatanya dengan menempatkan teknologi 4.0 sebagai sumber competitive advantages," kata Menpar Arief Yahya.

Upaya ini diwujudkan dalam inisiatif Smart Destination yang memanfaatkan teknologi 4.0: big data, open data, mobile apps, free WiFi, geolocation systems, QR code, dan videomapping/holography techniques di seluruh bagian kota yang menjadi destinasi wisata. Saat ini sudah ada 11 smart cities di Spanyol yang sudah diperlengkapi dengan infrastruktur teknologi 4.0.

"Tujuannya untuk mempermudah, mempernyaman, dan memperdalam experience setiap wisatawan yang berkunjung ke Spanyol," lanjutnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya