Menpar Arief Yahya Kunjungi 3 Restoran Co Branding Wonderful Indonesia

Menpar Arief Yahya Kunjungi 3 Restoran Co Branding Wonderful Indonesia - GenPI.co

PARIS – Mengunjungi dan berdialog dengan para partner Co Branding Wonderful Indonesia menjadi agenda penting dalam kunjungan kerja ke Paris. Selain menindak lanjuti poin-poin penting hasil pertemuan dengan UNESCO di Markasnya di Maison de l’UNESCO, 7 Place de Fontenoy, Paris. Tiga restoran yang eksis dan berada di pusat Kota Mode dunia ini rajin mempromosikan atraksi Pariwisata Indonesia.

Ketiganya adalah Restaurant Djakarta-Bali yang berlokasi di 9 Rue Vauvilliers, 75001 Paris, dekat dengan Musee de Louvre, salah satu museum terbaik dunia yang menjadi destinasi utama Kota Paris. Lalu Restaurant Borneo a Paris, di Marche Vaugirard 30-32 Boulevard de Vaugirard, 75015 Paris. Dan satu lagi Restaurant Indonesia yang juga berlokasi di pusat kota, 12 Rue de Vaugirard, 75006 Paris.

Apa kata Menpar Arief Yahya setelah mencicipi di tiga restoran yang sudah menjadi mitra Co Branding Wonderful Indonesia itu? “Pertama, soal menu. Saya sudah cek sendiri dan sudah memiliki 5 ikon kuliner Indonesia yang sudah kita promosikan. Ada soto, sate, nasi goreng, gado-gado dan rendang. Dan rasanya sudah sangat Indonesia, enak,” aku Menpar Arief Yahya di Paris.

Mengapa soal menu dan standar rasa itu penting? Buat orang Prancis yang pernah berwisata ke Indonesia, masakan-masakan khas itu bisa mengobati kangen. Karena kuliner itu adalah karya budaya yang sudah turun temurun ratusan tahun, yang membikin orang rindu sensasi rasanya. “Nah, bagi mereka yang belum pernah datang ke Indonesia, ini bisa menjadi appetizer buat mereka sebelum mengeksplorasi Pesona Indonesia,” tutur Menpar Arief.

Diplomasi makanan, dengan sensasi rasa khas, itu bisa menjadi daya penarik yang kuat dalam promosi Pariwisata Indonesia. “Ingat, portofolio bisnis Pariwisata kita, 60% orang datang karena factor budaya. Dari 60% itu, 45% uangnya digunakan untuk kuliner dan belanja. Karena itu, mencicipi masakan Indonesia itu bisa menjadi teaser atau promosi pembuka sebelum mereka terbang ke Indonesia,” ungkapnya.

Kedua, menurut Menpar Arief Yahya, peran restoran yang dikelola oleh para diaspora itu juga penting. “Dari sisi customers-nya, 95% bahkan lebih, yang datang ke restoran Indonesia itu adalah orang Prancis. Hanya 2-5% saja yang orang Indonesia atau ASEAN. Ini pas dengan sasaran market wisman Eropa,” ungkap Mantan Dirut PT Telkom ini.

Bukan hanya nilai transaksi dari saat mereka yang datang ke restoran, tetapi juga dari media values yang didapat dari interaksi di media social dan online website-nya. Karena postingan yang dibuat oleh para tamu atau sering disebut user generated contents itu lebih dipercaya netizen daripada info resmi dari restonya. “Testimoni positif mereka akan sangat kuat menyebar, dan mempengaruhi netizen lain untuk datang dan mencicipi makanan,” ungkap dia.

Ketiga, Menpar Arief Yahya berharap dekorasi, interior dan eksteriornya sekaligus digunakan untuk memperkenalkan Wonderful Indonesia. Minimal semacam papan neon, yang bisa dibranding bersama. Lalu nuansa etnik Indonesia yang khas dan saat masuk sudah serasa berada dalam ambience Indonesia. Misalnya Bali, Jawa, Lombok, Labuan Bajo, Danau Toba, Borneo, dan sebagainya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya