GenPI.co 
Miggu (30/9) pagi di Pasar Kakilangit, Bantul. Pengunjung sudah berdatangan memenuhi destinasi digital besutan GenPI Jogja itu. Beberapa tampak berkerumun di lapak-lapak kuliner di tempat itu. Masing-masing mereka memegang beberapa koin kayu untuk ditukar dengan makanan yang dipesan.
Pengunjung lain sudah mengisi meja dan kursi yang ada. Mereka tampak lahap mengunyah makanan-makanan khas Bantul yang dijajakan di tempat itu. Suasna khas pedesaan begitu kental. Membuat aktivitas makan semakin nikmat saja.
Lurah Pasar Kakilangit Latifah Nur Istiqomah mengatakan, Pasar Kakilangit memang pusatnya kuliner khas masyarakat Bantul. Makanan ‘ndeso’, begitu mereka menyebutnya. Meski dicap ndeso, soal cita rasa tak perlu diragukan. Pasti enak. Yang jelas, ada kenangan masa kecil yang seketika menyeruak muncul saat menyantapnya.
“Di sini ada mie des yang terbuat dari bahan singkong. Rasanya enak. Ada juga sego buntil, thiwul, gatot dan es kuwut. Yang terakhir itu menjadi favorit di pasar Kakilangit. Banyak pengunjung yang suka,” ujar Latifah.
Di Pasar Kakilangit, pengunjung juga diajak menyelami kembali keseruan masa kecil mereka. Sebab, berbagai permainan tradisional unik dan menarik tersedia untuk dimainkan.
“Ada gangsing, engkleng, hingga egrang. Lokasi ini juga menjadi tempat yang pas bagi para orang tua yang ingin mengenalkan permainan tradisonal kepada putera puteri mereka,” tambahnya.
Soal jumlah pengunjung, Latifah mengatakan selalu ada peningkatan dari waktu ke waktu. Banyak yang datang dan kemudian kembali lagi membawa teman atau pun kerabatnya. Suasana alam yang asri, kuliner yang ngangenin dan beragam atraksi menarik menjadi magnet bagi pengunjung untuk kembali lagi dan lagi.
“Pasar ini hanya buka tiap akhir pekan saja. Durasinya pun tak lama, hanya enam jam. Namun pengunjung yang datang banyak sekali. Di hari Minggu ini saja, tercatat ada 320 pengunjung yang memenuhi lokasi yang tak seberapa luas itu,” Latifah menuturkan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
