GenPI.co 
Angklung adalah alat musik yang berkembang dan bertumbuh dalam kehidupan masyarakat yang di hidup di Pulau Jawa terutama bagian Barat. Alat musik angklung memiliki nada ganda atau dikenal dengan istilah Multitional dan secara tradisional berada di Indonesia.
Selama ini, khalayak ramai mengenal Daeng Soetigna sebagai pencipta angklung. Pria yang berasal dari Garut ini dinobatkan sebagai pencipta angklung diatonic. Ternyata setelah ditelusuri lebih jauh, guru yang pernah mengajar di SMPN I Kuningan bukan pencipta sebenarnya.
Muhammad Sotari atau yang dikenal dengan Kuncit adalah yang menggembangkan seni musik ini. Kuncit itu sendiri adalah singkatan dari Kuwu Citangtu Kecamatan. Dan, Daeng hanyalah seorang muridnya.
Baca juga: Penampilan Memukau Pemain Angklung Asal Jepang
“Kuncit itu yang mengenalkan angklung dari nada pentatonic ke diatonic. Sekali lagi, Daeng hanya murid dan mengembangkannya di Bandung i,” ujar Edi Kusnadi warga Citangtu asli dan masih ada keturunan dari keluarga kuncit
Hal ini diungkapkan Edi dalam perhelatan Festival Angklung 2018, yang digelar pada hari Sabtu (17/11) di Gedung Perundingan Linggarjati Kabupaten Kuningan. ia juga menceritakan bahwa dahulu Kuncit sering ngamen, sehingga Daeng berguru. Puncaknya karena menjadi panitia di acara HUT peringatan Linggarjati Daeng memesan angklung arumba. Setelah pindah dari Kuningan, Daeng mengembangkannya.
“Diharapkannya dengan adanya pernyataan ini makan ada pelurusan sejarah,” ia mengimbuh.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
