Tradisi Lompat Batu Pukau Wisman Prancis

Tradisi Lompat Batu Pukau Wisman Prancis - GenPI.co
Tradisi Lompat Batu masyarakat Nias di Desa Adat Bawo Mataulo, Nias Selatan, Minggu (18/11).

Rayne tampak fokus. Raut mukanya seperti sedang menahan sesuatu di hati. Wisatawan asal Prancis itu terkesima sesaat lalu ikut bertepuk tangan bersama kerumunan yang menyemut di Desa Adat Bawomataulo, Nias Selatan, Minggu (18/11).

Apa yang membuat Reyna dan banyak orang lain takjub adalah kelincahan yang dimiliki para pemuda Desa Adat Bawomataluo dalam melompat. Bayangkan, batu setinggi dua meter mampu mereka lewati dengan mudah. Seperti rusa saja.

Melompati batu memang salah satu tradisi orang Nias. Tradisi Lompat batu, namanya. Biasanya ritual ini hanya ditampilkan dalam acara-acara adat saja. Namun, Dalam Ya'ahuwo Nias Festival, tradisi ini dipertontonkan kepada wisatawan yang hadir.

“Saya baru pertama kali  ke Nias dan takjub dengan kentalnya budaya di  tempat ini. Tradisinya unik. Apa lagi aksi para pelompat batu itu,” ujar Rayne.

Batu yang dilompati itu berada persis di tengah pelataran luas di tengah kampung. ia tersusu dari batu-bati yang lebih kecil berbentuk kotak. Tingginya kurang lebih dua meter, sementara ketebalannya kira 40 cm. Ada sebuah batu lain yang terletak di dekatnya untuk menjejakkan kaki sebelum melompat melewati batu besar itu.

Tradisi ini sudah dilakukan sejak dahulu kala oleh masyarakat Nias. Menurut sejarahnya, Tradisi Lompat Batu muncul saat perang suku yang pernah terjadi di Nias. Para pria Nias dianggap dewasa dan bisa berperang setelah berhasil melewati bati tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat menjadikan ini simbol budaya bagi masyarakat Nias.

Tradisi melompati batu ini juga memiliki nilai-nilai khusus.  Di antaranya adalah nilai kehidupan, nilai budaya dan nilai kebersamaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya