Indonesia Usung ‘Blue Carbon’ di Forum Iklim PBB

Indonesia Usung ‘Blue Carbon’ di Forum Iklim PBB - GenPI.co
Delegasi Republik Indonesia yang salah satunya diketuai Dubes Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir (kiri) didampingi Direktur Mitigasi Perubahan Iklim KLHK Emma Rachmawati dalam UNFCCC 2019 di Bonn, Jerman. (FOTO ANTARA/HO-Dok. Kemenko Kemaritiman).

GenPI.co — Pemerintah Indonesia akan mengusung peran "blue carbon" untuk mengurangi emisi karbon dalam Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) yang mulai berlangsung Senin ini di Bonn, Jerman.

Alternate Ketua Delegasi Republik Indonesia, Duta Besar Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir menegaskan Pemerintah Indonesia ingin berkontribusi aktif untuk mengurangi emisi karbon sesuai kesepakatan dalam Pertemuan Paris tahun 2015 silam.

"Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia kita ingin menyatakan keberpihakan dan perhatian besar Pemerintah RI untuk mengurangi emisi karbon antara 29-41 persen pada tahun 2030," katanya seperti dikutip dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.

Menurut Kartini, pada 2020 Indonesia akan memasukkan "blue carbon" dalam pengurangan emisi sesuai dengan persetujuan Paris tahun 2015 lantaran perannya yang masih belum diakomodasi.

"Blue carbon" atau karbon biru merupakan karbon yang diserap dan disimpan pada ekosistem pesisir dan laut, seperti ekosistem bakau, padang lamun, rawa payau maupun phytoplankton.

"Sebagai negara kepulauan terbesar, kita kurang memahami peran mangrove, 'seagrass meadow' (padang lamun) di mana setidaknya 25 persen pasokan mangrove dan 'seagrass meadow' dunia ada di Indonesia," tambahnya.

Dengan persentase tersebut, kata dia, karbon biru Indonesia punya arti besar dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global.

"Kita berharap dengan kontribusi 'blue carbon', kenaikan suhu bumi hingga 1,5 derajat Celcius pada 2050 dapat ditekan sedemikian rupa," katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya