Aku Bersyukur, Masih Bisa Berlari (1)

Aku Bersyukur, Masih Bisa Berlari (1) - GenPI.co
Frea Anneta, Tim GenPI yang berada di Palu saat gempa terjadi

Gempa,  tsunami di Palu dan Donggala itu maha dahsyat. Sulit bagiku untuk menuturkan dengan kata. Apalagi tulisan. Namun dalam kesempatan ini aku akan mencoba merangkai kembali ingatanku. Tentang bencana, murkanya laut dan bumi Palu dan Donggala.  Semua begitu cepat, sangat dahsyat. Diluar nalar, juga alam pikirku. Sungguh, saya berharap, dan kalau boleh dan bisa memohon, cukup sekali saja bencana seperti ini terjadi.

Sebelumnya aku, Frea Anneta. Biasa dipanggil Frea. Selama ini aku bekerja untuk GenPI, Generasi Pesona Indonesia. Biasa mendampingi teman-teman dari GenPI dalam berbagai kegiatan dan event. Terutama, dalam Calender of Event (COE )  Kementerian Pariwisata di berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Pada Kamis (27/9). Kami beserta rombongan dari Jakarta menuju Palu. Untuk mempersiapkan Festival  Palu Nomoni. Ini merupakan festival budaya dan kuliner yang diselenggarakan setahun sekali di kota itu. Lokasinya ada di sepanjang bibir pantai Talise, yang letaknya tidak jauh  dengan pusat kota.

Ada enam orang dalam rombongan kami.  Diantaranya, Pak Bambang Widjanarko, Pak Putu dari Kemenpar. Ada fotografer Mbak Nana, Nurcholis, juga Kurniawan Widiyanto. Mereka adalah kawan-kawan dari wartawan. Sedangkan dari GenPI ada Jeki dari Lombok, Rani dari Maluku, dan David dari Ternate.

Tepat pukul 22.05 waktu Indonesia Tengah (WITA), kami mendarat di Bandara Sis Al-Jufri Palu. Terlambat 30 menit dari jadwal, maklum pesawat delay. Bagiku, itu biasa. Pasalnya, aku sering menggunakan maskapai itu, dan selalu delay. Susan dan Iffa sudah menanti kami di Bandara. Keduanya adalah GenPI dari Sulteng. Bagi kami, Susan dan Iffa adalah tuan rumahnya. Dari Bandara kami diajak mampir ke warung kopi. Maaf aku tidak terlalu memperhatikan nama tempat ngopi itu.

Seperti biasa, sambil ngopi kami di briefing seputar rencana acara esok hari. Tidak terlalu lama, setelah itu kami beranjak ke hotel. Kami menginap di hotel The Sia. Hotelnya baru, dan tentu juga masih bersih. Pelayanannya juga sangat bagus dan ramah. Beberapa pejabat Kemenpar konon juga pernah menginap di hotel ini. Sampai di sini, sama sekali belum ada tanda apa pun.  Apalagi firasat buruk. Semua berjalan normal, seperti pada kegiatan GenPI di berbagai daerah sebelumnya.

Di hotel aku sekamar dengan Nana. Seperti biasa, sesampainya di hotel aku langsung mengeluarkan semua peralatan. Charger handphone, juga power bank. Begitu pula dengan Nana. Ia nampak sibuk mempersiapkan alat-alatnya. Selain mengisi baterai handphone, ia juga sibuk dengan baterai camera.

Setelah segalanya selesai, aku rebahkan tubuh. Hingga aku terlelap. Pagi-pagi aku sudah terbangun. Aku lupa jam berapa. Tetapi jam 10.00 waktu setempat, kami sudah dijemput oleh panitia. Kami melakukan visit ke Souraja, sebuah kawasan bekas kerajaan Kaili. Kami sempat keliling untuk melihat-lihat situs peninggalan suku Kaili.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya