Kisah Inspiratif

Raih Predikat HKSR, Keluarga Sederhana ini Terapkan Kesehatan Reproduksi dalam Keluarga

Raih Predikat HKSR, Keluarga Sederhana ini Terapkan Kesehatan Reproduksi dalam Keluarga - GenPI.co
Wilda Feron bersama sang suami Dasril menjadi pemenang HKSR 2018 atas kesadarannya menjaga kesehatan dalam reproduksi dan gizi.

Senin malam (4/3). Jam menunjukkan pukul 19.00 Wib.  Hujan masih turun di Jorong Tanjung Modang, Kenagarian Tanjung Bonai, Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar. Meski tidak lebat, namum berhasil membuat sejuk udara di kawasan itu. Suasana pun sepi karena di Jorong masih belum banyak rumah yang berdiri. Tempat itu didominasi hamparan kebun pertanian warga di kiri kana jalan.

Keluarga Wilda Feron dan Dasril tinggal di sebuah rumah sederhana di Jorong itu. Rumahnya masih setengah jadi dengan plester dinding masih separoh. Tak ada plafon, sebagaimana rumah kebanyakan. Untuk menghindari dingin masuk melalui celah antara atap dan plafon, digunakanlah plastik terpal. Lantai rumah pun masih kasar, ditutup dengan tikar plastik

Meski begitu, suasana rumah begitu nyaman. Pemilik rumah nampaknya tahu bagaimana menyiasati agar rumah selalu ‘enak’ untuk ditinggali. Perabotan diletakan dengan rapi. Satu-satunya hiburan adalah sebuah televisi. Itupun hanya hidup hingga pukul 21.00 WIB.

Baik Wilda Feron maupun sang suami sehari-hari bekerja sebagai petani. Memiliki tiga anak, mereka membangun rumah secara berangsur-angsur. Suami istri yang sama-sama hanya tamat SMP itu hanya mampu mencari hidup sebagai petani.

Pendidikan boleh rendah. Namun pengetahuan mereka akan kesehatan cukup mumpuni. Selain itu, untuk menjaga moral buah hati mereka, sikap gotong royong dan pendidikan aga selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi pasangan ini, semua permasalahan harus dibicarakan, termasuk soal reproduksi. Sejak awal menikah, pasangan ini sudah sepakat untuk saling mengerti, saling memahami, dan saling membantu dalam hal  apapun. Hal itu terus berlanjut hingga mendidik anak-anak mereka, dan semua itu terus diturunkan kepada ketiga anaknya.

Awal menikah, keduanya sepakat untuk memberi jarak anak.  Tiap kelahiran, tiga hingga empat tahun. Dasril sebagai kepala keluarga, selalu mengedapankan saling pengertian di antara seisi keluarga.

“Kami sebelumnya tidak begitu saling kenal, kami sama-sama di tempat yang berbeda. Awalnya saya bekerja sebagai tukang di daerah Pekanbaru, dan kemudian merantau ke Batam. Selama ini kami tidak saling mengenal satu sama lain, padahal rumah kami berdekatan. Istri saya sejak kecil  di Jambi,” ujar Dasril saat disambangi di rumahnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya