Maccanring, Tradisi Antar Barang Pernikahan Mandar

Maccanring, Tradisi Antar Barang Pernikahan Mandar - GenPI.co
Maccanring melewati sungai. (Foto: Tribun Timur)

Januari 2019 lalu Sulawesi Barat dibuat heboh oleh seorang calon mempelai pria menghidupkan lagi tradisi suku Mandar yang telah dilupakan. Tradisi tersebut adalah Maccanring yang dilakukan lewat sungai.

Maccanring sendiri adalah bagian dari tahapan menuju pernikahan dalam adat suku Mandar yang dilakukan setelah adanya kesepakatan mengenai mahar. Kesepakatan terjadi sebelum calon mempelai pria datang bersama para kerabatnya ke rumah calon mempelai wanita sebagai pernyataan resminya pertunangan mereka.

Sebagaimana tradisi, calon pengantin pria bernama Nardi itu mengantarkan barang-barang dan bahan-bahan untuk pesta pernikahan ke tempat calon istrinya.  Alih-alih mempergunakan kendaraan roda empat di jalan darat, si mempelai pria mengantarkan semua perlengkapan itu melalui sungai menggunakan 11 rakit bambu.

Nardi dari Desa Alu, Kecamatan Alu, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat ini memilih untuk menyusuri Sungai Mandar sejauh lebih dari 18 kilometer. Tujuannya adalah  rumah mempelai wanita di Desa Sepabatu, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar.

Beragam benda seperti, beras, gula merah, kelapa, tebu, pisang, kayu bakar, berbagai buah-buahan, dan segala macam bumbu diangkut menggunakan rakit bambu menyusuri sungai sejauh 18 kilometer!.

Ke-11 rakit bambu ini dibuat secara gotong royong oleh warga Desa Alu selama 10 hari. Masing-masing rakit menghabiskan 18 batang bambu sehingga jumlah total bambu yang digunakan adalah 198 buah. Desa Alu sendiri terkenal sebagai daerah penghasil bambu.

Sebenarnya apa yang dilakukan oleh si mempelai pria adalah bukan hal baru.  Di masa lalu Maccanring dilakukan via sungai.  “Dulu sekali saat belum ada kendaraan via darat. Sehingga apa yang dilakukan Nardi adalah sebuah usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan asli suku Mandar,” ujar pemerhati budaya Mandar Ridwan Alimuddin.

Dahulu suku Mandar yang mendiami Sungai Mandar dari hulu sampai ke hilir lebih banyak menggunakan angkutan air. Jika hendak bepergian di darat maka mereka menggunakan kuda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya