Selamatan Puser Bumi, Merawat NKRI dari Puncak Tidar

Selamatan Puser Bumi, Merawat NKRI dari Puncak Tidar - GenPI.co
Selamatan Puser Bumi di Bukit Tidar tahun 2016. Foto: Ariyanto.

Indonesia hari ini. Urat syaraf menegang, friksi mengemuka. Perbedaan bukannya disyukuri, namun jadi bahan bakar untuk saling mencerca . Kondisi itu membuka mata masyarakat Desa Jambewangi, Magelang. Ada sesuatu yang salah sedang terjadi. Mereka pun berinisiatif, Selamatan Puser Bumi ‘Merawat NKRI Menjaga Indonesia’ pun digelar.

Selamatan ini diselenggarakan hari Minggu (24/3) di Bukit Tidar. Menurut Kepala Desa Jamberwangi Arianto, konsep acara adalah kenduri. Kontennya sederhana namun bermakna. Makan bersama lalu membaca doa.

Arianto melanjutkan, gagasan ini sudah lama didengungkan. Sebab katanya, jelang pemilu, masyarakat terus gontok-gontokan.  Situasi politik bikin masyarakat Magelang jadi prihatin.  

“Kami kesetrum dengan spirit itu dan semakin gumregah setelah pak gubernur Ganjar menggelar Apel Kebangsaan Kita Merah Putih di Semarang kemarin," kata Arianto, Jumat (22/3).

Selamatan Puser Bumi, Merawat NKRI dari Puncak TidarSelamatan Puncak Bumi di Gunung Tidar tahun 2016. Foto: Ariyanto. 

Selamatan Puser Bumi  dimulai pukul 14.00 jelang petang. Semua desa yang ikut serta akan membawa total 364 tumpeng. Turut diusung 21 gunungan. Sebab, di kabupaten Magelang ada 21 kecamatan. 

"Untuk peserta nanti masing-masing desa akan mengajak 10 orang warganya. Jika ada 364 desa di wilayah Kabupaten Magelang maka akan berkumpul setidaknya 3,600 orang," katanya.

Menjadi rangkaian kenduri, ada prosesi Umbul Donga. Pada secarik kertas, masing-masing peserta menuliskan doa. Kertas-kertas itu ditempelkan pada pada bambu, lalu dilarung dengan api.  

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya