Mendadak, Rakyat Myanmar Ngamuk ke Indonesia, Faktanya Buat Kaget

GenPI.co - Kelompok hak asasi manusia dan orang-orang di Myanmar telah mengkritik Min Aung Hlaing, jenderal yang merebut kekuasaan dalam kudeta militer hampir tiga bulan lalu.

Terbaru, tidak ada protes langsung di kota-kota besar Myanmar sehari setelah kepala angkatan bersenjata terbang ke Jakarta untuk bertemu dengan para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) guna menyetujui rencana lima poin yang menyerukan diakhirinya segera kekerasan dan kekerasan agar 'semua pihak' menahan diri.

BACA JUGA: Mendadak Indonesia Diberi Hadiah Raja Salman, Beratnya Berton-ton

"Pernyataan ASEAN adalah tamparan di wajah orang-orang yang telah dianiaya, dibunuh dan diteror oleh militer," kata salah seorang warga Myanmar bernama Mawchi Tun, seperti dilansir dari Reuters, Senin (26/4/2021).

Menurut pernyataan dari Brunei, ketua ASEAN saat ini, konsensus dicapai pada lima poin, mengakhiri kekerasan, dialog konstruktif di antara semua pihak, penerimaan bantuan, utusan khusus ASEAN untuk memfasilitasi diskusi dan kunjungan berikutnya ke Myanmar.

Pernyataan itu tidak memiliki batas waktu, dan tidak menyebutkan tahanan politik, meskipun pernyataan ketua mengatakan pertemuan itu 'mendengar seruan' untuk pembebasan mereka.

“ASEAN tidak dapat menutup-nutupi fakta bahwa tidak ada kesepakatan bagi junta untuk membebaskan para tahanan politik yang saat ini ditahan, termasuk tokoh politik senior yang mungkin akan terlibat dalam penyelesaian yang dinegosiasikan untuk krisis tersebut,” ujar Phil Robertson selaku wakil direktur Asia di Human Rights Watch, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Lebih lanjut, menurutnya, tidak hanya perwakilan rakyat Myanmar yang tidak diundang ke pertemuan Jakarta, tetapi mereka juga diabaikan dari konsensus bahwa ASEAN sekarang sedang menepuk-nepuk diri untuk tindakan untuk mencapai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News