GenPI.co - Presiden baru Iran Ebrahim Raisi pada Senin (21/6) mengatakan bahwa dirinya tidak sudi bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, atau merundingkan program rudal balistik Teheran.
Dia juga menyatakan dukungannya pada pada kelompok yang menjadi proxy Iran di kawasan regional, serta tetap pada posisi garis keras.
Raisi menggambarkan dirinya sebagai pembela hak asasi manusia, menyusul tuduhan atas keterlibatannya dalam eksekusi massal tahun 1988 terhadap ribuan orang.
BACA JUGA: Ebrahim Raisi Presiden Baru Iran, Hizbullah dan Hamas Langsung...
“Semua yang telah saya lakukan selama bertahun-tahun pelayanan saya selalu untuk membela hak asasi manusia,” kata presiden terpilih Iran itu.
Raisi juga menyinggung negosiasi yang berlangsung antara iran dan kekuatan dunia mengenai kesepakatan nuklir 2015.
BACA JUGA: Pembangkit Listrik Nuklir Iran Rusak Mendadak! Dikerjai Israel?
Pemerintahannya tidak akan membiarkan negosiasi berlangsung kecuali jika dianggap menguntungkan Iran.
“Setiap negosiasi yang menjamin kepentingan nasional pasti akan didukung, tapi… kami tidak akan membiarkan negosiasi demi negosiasi,” katanya.
BACA JUGA: Warga Jalur Gaza Kini Bisa Bernapas Lega, Israel Telah...
Dia juga menegaskan bahwa AS berkewajiban untuk mencabut semua sanksi yang menindas terhadap Iran,” katanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News