GenPI.co - Israel bersumpah tidak akan mengubah kebijakannya meledakkan rumah orang-orang Palestina yang dituduh melakukan tindakan terorisme.
Pernyataan muncul ketika ayah dari seorang korban teror mengaku terkejut atas kritik Amerika Serikat baru-baru ini atas penghancuran rumah pembunuh putranya.
"Kami melakukan apa yang baik untuk Negara Israel," kata Menteri Komunikasi Yoaz Hendel dari partai New Hope kepada penyiar publik Kan dikutip Minggu (11/7).
BACA JUGA: Pertama Kali, AS Kecam Israel yang Ledakkan Rumah Warga Palestina
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden pekan lalu melontarkan kritik yang jarang terjadi di Israel atas penghancuran rumah seorang warga Palestina-Amerika.
Warga bernama Muntasir Shalabi itu dicurigai terlibat dalam serangan penembakan di Tepi Barat yang mematikan pada bulan Mei.
BACA JUGA: 17 Orang Pembantai Presiden Haiti, ada Ex Tentara juga Warga AS
Kritik itu menandai kemungkinan titik gesekan di tengah upaya antara Washington dan Yerusalem.
Penghancuran rumah adalah tindakan hukuman kontroversial yang menurut lembaga keamanan Israel dapat mencegah serangan teror di masa depan.
BACA JUGA: Hacker Korea Utara Ngeri Juga! Negeri Gingseng Sukses Diacak-acak
Pembongkaran dilakukan meskipun ada sejumlah tantangan hukum terhadap keputusan tersebut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News