Dia yang adalah sekutu dekat pemimpin Rusia, berteriak, "Putin! Putin! Putin!" ke kerumunan yang menggemakan teriakannya sambil mengibar-ngibarkan bendera.
Seorang pensiunan Moskow, yang hanya menyebut namanya sebagai Anatoly, membeber alasan dirinya memilih Rusia Bersatu
Dia bangga dengan upaya Putin untuk memulihkan apa yang dia lihat sebagai kekuatan hebat Rusia yang sah.
BACA JUGA: Ketegangan AS-Prancis Meningkat, Macron dan Bicen akan Bicara
"Negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris kurang lebih menghormati kami sekarang seperti mereka menghormati Uni Soviet pada 1960-an dan 70-an. ... Negara-negara Anglo-Saxon hanya memahami bahasa kekuatan," katanya.
Meski memenangi 45 persen suara sejauh ini, jumlah tersebut turun dibandingkan dengan pemilihan parlemen yang diadakan pada 2016, ketika partai tersebut memenangkan lebih dari 54 persen suara.
BACA JUGA: Bom-bom ISIS Incar Taliban, Perempuan Afghanistan Makin Tertindas
Ketakpuasan selama bertahun-tahun terhadap standar hidup yang merosot, juga tuduhan korupsi yang dilancarkan kritikus Kremlin yang dipenjara, Alexei Navalny.
Hal tersebut tak pelak membuat dukungan menjadi menurun.
BACA JUGA: New York Times Bikin Laporan Soal Aksi Mossad, Iran pun Membantah
Selain itu, gerakan taktis yang dilancarkan sekutu-sekutu Navalny terkait pemungutan suara tampaknya menimbulkan dampak negatif lebih lanjut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News