Catatan Dahlan Iskan: Cinta Sejati

Catatan Dahlan Iskan: Cinta Sejati - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com/GenPI.co

GenPI.co - PENASARAN menimbulkan kepo. Atau sebaliknya. Atau sama saja: bagaimana bisa, satu grup polisi takut pada satu remaja.

Padahal remaja itu membahayakan begitu banyak siswa yang masih SD. Ia sedang menembaki murid-murid di dalam kelas mereka.

Dari duka beralih ke marah. Setidaknya geram. Paling tidak mempertanyakan: mengapa remaja itu baru bisa dilumpuhkan satu jam kemudian.

Memang remaja itu bersenjata. Tapi seorang diri. Dan lagi ia sudah terjebak di dalam satu kelas: kelas 4 SD di bagian barat Texas.

Betapa mencekamnya keadaan di dalam kelas itu. Betapa lama suasana mencekam itu. Terutama bagi 17 siswa yang masih hidup. Dalam keadaan terluka.

Atau pura-pura sudah mati. Tergeletak di lantai. Bersimbah darah. Darah mereka  sendiri. Darah dari teman sekelas mereka. Terutama darah 19 siswa yang mati. Dan darah dari dua orang guru kelas yang juga sudah tewas.

Selama lebih satu jam. Atau  hampir satu jam. Atau 45 menit sekalipun. Betapa mencekamnya. Sementara si pembawa senjata masih ada di dalam kelas itu.

Yang tercekam juga orang tua mereka. Yang berdatangan ke sekolah itu. Yang menunggu dengan cemas, berpuluh menit, apa yang terjadi di dalam sekolah. Apalagi mereka masih mendengar ada suara tembakan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya