Sebuah "markas garis depan" telah dibentuk untuk mengatur tanggap darurat, menurut laporan media pemerintah.
"Pekerjaan penyelamatan berlangsung dengan tertib," kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa hujan deras yang tiba-tiba pada Rabu malam telah memicu situasi tersebut.
Para ilmuwan mengatakan cuaca ekstrem di seluruh dunia telah menjadi lebih sering karena perubahan iklim, dan kemungkinan akan tumbuh lebih intens saat suhu naik.
BACA JUGA: Tentara Elite Paus Fransiskus Mendadak Ambruk, Terkuak Penyebabnya
Banjir parah di Cina selatan pada bulan Juni membuat lebih dari setengah juta orang mengungsi dan menyebabkan kerusakan sekitar 250 juta dolar.
Pada hari Rabu, pihak berwenang China memperingatkan bahwa hujan lebat juga diperkirakan akan melanda wilayah utara negara itu termasuk ibu kota Beijing dan tetangganya Tianjin dan Hebei.
BACA JUGA: Tak Takut China, Taiwan Pamer Jet Tempur Paling Canggih! Ada Rudal Juga
Awal pekan ini, Presiden Xi Jinping meminta para pejabat di provinsi Liaoning timur laut untuk memastikan keselamatan nyawa orang-orang dalam pengendalian banjir" media pemerintah melaporkan.
Sementara itu, jutaan orang di China barat daya menghadapi pemadaman listrik bergilir setelah gelombang panas yang menghancurkan menyebabkan krisis pasokan listrik yang memaksa pabrik-pabrik berhenti bekerja.
BACA JUGA: Pria yang ingin Membunuh Ratu Elizabeth, Begini Nasibnya Kini
Provinsi Sichuan sangat bergantung pada bendungan untuk menghasilkan listriknya tetapi panasnya telah menyebabkan waduk mengering, memperburuk kekurangan energi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News