GenPI.co - Badan pengungsi PBB mengatakan pada hari Jumat bahwa kondisi banjir di Sudan telah menghambat pengiriman bantuan ke daerah-daerah di mana banyak orang sudah menghadapi kelaparan, termasuk ke sebuah kamp di Darfur Utara bagi mereka yang melarikan diri dari pertempuran.
Dilansir AP News, badan itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sedikitnya 11.000 orang, banyak dari mereka telah mengungsi, telah terkena dampak hujan lebat dan banjir.
Sebagian besar negara telah dilanda krisis kemanusiaan sejak pertempuran dimulai lebih dari setahun yang lalu antara militer dengan kelompok paramiliter yang kuat, Rapid Support Forces, atau RSF.
BACA JUGA: Selama Rusia Jadi Presiden Dewan Keamanan PBB, AS Bersikap Dingin
Beberapa kekerasan dan pengungsian yang paling dahsyat terjadi di provinsi-provinsi barat negara itu, Darfur Utara dan Darfur.
Laporan bulan Juli tentang kondisi kelaparan yang dirilis oleh Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu, atau IPC, menemukan bahwa sebagian wilayah Darfur Utara, khususnya kamp Zamzam, kemungkinan mengalami “bentuk kelaparan terburuk” yang dikenal sebagai Fase 5 IPC.
BACA JUGA: Mahkamah Agung PBB Sebut Kehadiran Israel di Wilayah Palestina Harus Diakhiri
IPC mengatakan bahwa kondisi kelaparan di kamp Zamzam dipicu oleh konflik dan “akses kemanusiaan yang sangat terbatas.”
Sekitar 320.000 orang diyakini telah mengungsi di Al Fasher, ibu kota Darfur Utara, sejak pertengahan April, menurut IPC, sedikitnya 150.000 di antaranya diyakini telah pindah ke kamp Zamzam pada bulan Mei untuk memenuhi kebutuhan hidup.
BACA JUGA: PBB Sebut Warga Palestina yang Ditahan Israel Mengalami Penyiksaan dan Penganiayaan
Populasi di kamp tersebut telah meningkat menjadi lebih dari setengah juta dalam beberapa minggu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News