
GenPI.co - Mediator AS dan Arab mengatakan mereka hampir mencapai kesepakatan untuk menghentikan perang di Gaza dan membebaskan sandera yang ditangkap Hamas, tetapi pembicaraan telah berlangsung selama berbulan-bulan, dengan beberapa momen harapan palsu.
Dilansir AP News, negosiasi tersebut memperoleh urgensi baru ketika Iran dan Hizbullah Lebanon bersumpah untuk membalas pembunuhan yang ditargetkan terhadap dua militan utama, yang dikaitkan dengan Israel, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan perang yang jauh lebih luas dan lebih dahsyat.
Pejabat AS menyatakan optimisme yang hati-hati setelah perundingan dua hari di Qatar minggu lalu, di mana para mediator mengajukan proposal penghubung.
BACA JUGA: Hamas Kehilangan Kepercayaan pada AS sebagai Mediator Gencatan Senjata di Gaza
Namun Hamas mengatakan pihaknya memiliki masalah serius dengan proposal tersebut, dengan mengatakan bahwa proposal tersebut menyimpang dari iterasi sebelumnya yang sebagian besar telah diterimanya.
Israel juga menyatakan kekhawatiran, dengan mengatakan bahwa ada kompromi yang tidak ingin dilakukannya.
BACA JUGA: Israel dan Hamas Didesak Segera Berunding Mengenai Gencatan Sejata
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kembali ke wilayah tersebut dan akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin.
Israel mengirim delegasi ke Kairo pada hari Minggu, dan para mediator diperkirakan akan mengadakan putaran pembicaraan tingkat tinggi lainnya dengan Israel di Mesir akhir minggu ini.
BACA JUGA: Putaran Baru Perundingan Gencatan Senjata Israel-Hamas Dimulai, Kenapa Sulit Dicapai?
Gencatan senjata akan menghentikan perang paling mematikan yang pernah terjadi antara Israel dan Palestina, konflik yang telah mengganggu stabilitas Timur Tengah dan memicu protes di seluruh dunia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News