GenPI.co - Penyelidik independen PBB mengenai hak atas pangan menuduh Israel melakukan “kampanye kelaparan” terhadap warga Palestina selama perang di Gaza, sebuah tuduhan yang dibantah keras oleh Israel.
Dilansir AP News, dalam laporan minggu ini, penyelidik Michael Fakhri mengeklaim hal itu dimulai dua hari setelah serangan mendadak Hamas di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang, ketika serangan militer Israel sebagai tanggapan memblokir semua makanan, air, bahan bakar dan pasokan lainnya ke Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tuduhan Israel membatasi bantuan kemanusiaan adalah “sangat salah.”
BACA JUGA: UNICEF Sebut Kampanye Vaksinasi Polio di Gaza Melampaui Target
"Kebijakan kelaparan yang disengaja? Anda bisa mengatakan apa saja, itu tidak menjadikannya benar," katanya dalam konferensi pers hari Rabu.
Setelah mendapat tekanan internasional yang kuat, terutama dari sekutu dekatnya Amerika Serikat, pemerintah Netanyahu secara bertahap membuka beberapa perlintasan perbatasan untuk pengiriman yang dikontrol ketat.
BACA JUGA: PBB Puji Jeda Terbatas dalam Pertempuran di Gaza untuk Vaksinasi Polio
Fakhri mengatakan bantuan terbatas awalnya sebagian besar dikirim ke Gaza selatan dan tengah, bukan ke utara tempat Israel memerintahkan warga Palestina untuk pergi.
Seorang profesor di Fakultas Hukum Universitas Oregon, Fakhri ditunjuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang berpusat di Jenewa sebagai penyelidik, atau pelapor khusus, tentang hak atas pangan dan menduduki peran tersebut pada tahun 2020.
BACA JUGA: PM Israel Benjamin Netanyahu Tuntut Kontrol Terbuka atas Perbatasan Gaza dengan Mesir
"Pada bulan Desember, warga Palestina di Gaza mencapai 80% dari jumlah penduduk di dunia yang mengalami kelaparan atau kelaparan hebat," kata Fakhri.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News