
GenPI.co - Kepala komite militer NATO mengatakan pada hari Sabtu bahwa Ukraina memiliki hak hukum dan militer yang kuat untuk menyerang jauh ke dalam Rusia untuk mendapatkan keuntungan tempur.
Dilansir AP News, hal itu mencerminkan keyakinan sejumlah sekutu AS, bahkan ketika pemerintahan Biden menolak mengizinkan Kyiv melakukannya dengan menggunakan senjata buatan Amerika.
"Setiap negara yang diserang berhak membela diri. Dan hak itu tidak berhenti di perbatasan negara Anda sendiri," kata Laksamana Rob Bauer, saat berpidato di penutupan pertemuan tahunan komite, yang juga dihadiri oleh Jenderal AS CQ Brown, ketua Kepala Staf Gabungan.
BACA JUGA: Ukraina Diperingatkan Akan Menghadapi Krisis Kesehatan pada Musim Dingin yang Parah
Bauer, dari Belanda, juga menambahkan bahwa negara-negara memiliki hak kedaulatan untuk membatasi senjata yang mereka kirim ke Ukraina.
Namun, berdiri di sampingnya dalam jumpa pers, Letnan Jenderal Karel Rehka, kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Ceko, menegaskan negaranya tidak memberlakukan pembatasan senjata semacam itu terhadap Kyiv.
BACA JUGA: Amerika Serikat dan Inggris Janjikan Hampir USD 1,5 Miliar untuk Membantu Ukraina
“Kami percaya bahwa Ukraina harus memutuskan sendiri bagaimana menggunakannya,” kata Rehka.
Komentar mereka muncul saat Presiden AS Joe Biden sedang mempertimbangkan apakah akan mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh yang disediakan Amerika untuk menyerang Rusia.
BACA JUGA: Joe Biden Bertemu Pemimpin Inggris, Tepis Ancaman Putin Soal Senjata untuk Ukraina
Dan mereka mengisyaratkan adanya perpecahan terkait isu tersebut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News