GenPI.co - Koordinator khusus PBB untuk Lebanon dan kepala pasukan penjaga perdamaian yang ditempatkan di sepanjang perbatasan dengan Israel mengatakan bahwa solusi yang dinegosiasikan adalah satu-satunya cara untuk memulihkan stabilitas dan waktu untuk bertindak adalah sekarang.
Dilansir AP News, pernyataan Jeanine Hennis-Plasschaert dan Letjen Aroldo Lázaro dari pasukan penjaga perdamaian PBB yang dikenal sebagai UNIFIL muncul pada peringatan pertama dimulainya serangan kelompok Hizbullah Lebanon terhadap pos militer Israel di sepanjang perbatasan untuk mendukung sekutu Hamas di Jalur Gaza.
Selama beberapa minggu terakhir, pertukaran di sepanjang perbatasan telah meluas menjadi serangan udara Israel dan serangan rudal Hizbullah yang menghantam lebih dalam kedua negara.
BACA JUGA: Negara-negara di Seluruh Dunia Memperingati Hari Serangan Hamas terhadap Israel
Di Lebanon, lebih dari 1 juta orang telah mengungsi dan lebih dari 1.300 orang tewas sejak pertengahan September.
Plasschaert dan Lázaro mengatakan serangan Hizbullah yang dimulai pada 8 Oktober 2023 merupakan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengakhiri perang 34 hari antara Israel dan Hizbullah pada tahun 2006.
BACA JUGA: Israel Disebut Tunda Perjanjian Damai untuk Pengaruhi Pemilu AS, Joe Biden Tidak Tahu
“Terlalu banyak nyawa yang hilang, terlantar, dan hancur, sementara warga sipil di kedua sisi Garis Biru merasa kekurangan keamanan dan stabilitas,” kata pernyataan itu mengacu pada garis perbatasan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.
“Hari ini, satu tahun kemudian, baku tembak yang terjadi hampir setiap hari telah meningkat menjadi operasi militer yang tiada henti, yang dampak kemanusiaannya sungguh dahsyat,” kata pernyataan itu.
BACA JUGA: Pekerja Kesehatan di Lebanon Menggambarkan Serangan Mematikan Israel
Ia memperingatkan bahwa kekerasan dan penghancuran lebih lanjut tidak akan menyelesaikan masalah mendasar ataupun membuat siapa pun lebih aman dalam jangka panjang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News