Evo Morales, Presiden Pribumi yang Gagal Langgengkan Kekuasaan

Evo Morales, Presiden Pribumi yang Gagal Langgengkan Kekuasaan - GenPI.co
Evo Morales, Presiden Bolivia selama 14 tahun terakhir yang mengundurkan diri pada Minggu (10/11). (Foto: Time)

Evo Morales lahir di Isallavi, Orinoca Canton, Bolivia pada 26 Oktober 1959. Karir politiknya dimulai sejak menjadi pemimpin partai Movement for Socialism pada 2000. Tujuan Morales saat itu adalah memberi kesempatan lebih besar kepada masyarakat pribumi dan kelas bawah di Bolivia, dengan melakukan program pemerataan kesejahteraan dan kepemilikan tanah.

Sepak terjangnya  memperjuangkan hak kaum pribumi mengantarkannya menjadi Presiden Bolivia. Pada Pemilu tahun 2005 ia memperoleh suara sebanyak 53,7%. Pada Pemilu berikutnya, Morales kembali meraih kemenangan dengan perolehan suara 63%.

Sejak menjabat sebagai Presiden Bolivia tahun 2006, Morales berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen setiap tahunnya. Tingkat ekspor Bolivia juga meningkat hingga sembilan kali lipat dan negara tersebut memiliki cadangan kekayaan di luar negeri hingga US$15,5 miliar.

Pada masa pemerintahan Morales, Bolivia menjadi negara Amerika Latin dengan angka pengurangan kemiskinan terbesar menurut laporan PBB, yaitu 32,2 persen dari tahun 2000 ke tahun 2012. Pendapatan nasilnal bruto per kapitanya juga naik dari US$1.000 menjadi US$2.550 pada 2013.

Tak hanya itu, Morales berhasil menasionalisasi dan memanfaatkan kekayaan alam seperti gas dan mineral, untuk membangun infrastruktur, memberikan subsidi bagi pendidikan anak dan jaminan pensiun bagi orang tua.

BACA JUGA: Ekonomi Rontok di Venezuela, Harga Bensin Hanya Sebatang Rokok

Namun obsesi kekuasaan yang besar mencoreng kisah keberhasilannya. Selama masa pemerintahannya, Morales menghapus konstitusi yang membatasi presiden memimpin selama dua periode. Hal itu memungkinkan dirinya berkuasa tanpa batas waktu.

Masa pemerintahan Morales yang cukup panjang pun menimbulkan ketidakpuasan dari masyarakat Bolivia. Ditambah lagi, kemenangan Morales dalam Pemilihan Presiden Bolivia 20 Oktober 2019 dianggap penuh kecurangan.

Dalam pemilu 2019, Morales yang berasal dari sayap kiri kembali memenangkan pemilihan umum dan mengalahkan saingannya dari sayap kanan, Carlos Mesa.  Carlos Mesa sendiri merupakan mantan Presiden Bolivia yang menjabat sejak 2003 hingga 2005.

Pasca pemilu Oktober 2019, masyarakat Bolivia melakukan demonstrasi besar-besaran untuk mendesak Morales mundur dari jabatannya. Pada 10 November 2019, kekuasaan Morales harus berakhir dan dirinya menyampaikan pengunduran dirinya bersama wakilnya, Alvaro Linera di depan publik.

Video populer saat ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya