GenPI.co 
Otaknya yang cemerlang membuatnya diterima magang di kantor Microsoft di Beijing. “Pada waktu itu gaji magang saya sudah lebih tinggi dari gaji ibu,” kenangnya.
Moncerrnya otak Huang membuatnya tak sulit mendapatkan beasiswa ke Amerika. Di negeri Paman Sam, ia mengambil jurusan master Ilmu Komputer di University of Wisconsin.
Salah seorang profesor melihat potensi Huang. Sang professor kemudian merekomendasikan Huang ke perusahaan raksasa teknologi seperti Oracle, Microsoft dan IBM.
Ketiga perusahaan itu menerimanya jadi karyawan. Huang menolak semuanya. Ia lebih memilih melamar ke Google. Padahal, saat itu Google belum setenar sekarang. Huang masuk ke Google pada 2004
Setelah tiga tahun di Google, mesin pencari ini kemudian mendunia. Huang pun mendapatkan kompensasi uang tidak sedikit. Tapi dia memutuskan resign pada 2007 dan kembali ke China.
Di China, Huang mendirikan dua perusahaan e-commerce dan sebuah studio game bernama Xumeng. Game yang mereka buat memicu kontroversi karena banyak menampilkan karakter wanita berpakaian minim.
BACA JUGA: Duduk dan Diam, Zodiaknya Malah Dapat Duit
Di sisi lain, perusahaan e-commerce yang dirintisnya, Pinduoduo, mulai menggeliat. Huang tak takut melawan Alibaba dan JD yang sudah lebih dulu punya nama besar.
Lewat trik diskon tak biasa, Pinduoduo mulai menggurita. Penggunanya kian banyak setelah diiming-imingi bonus jika bisa menarik seseorang membeli barang yang sama.
Penggunanya pun mencapai 600 juta. Angkanya hanya kalah dari Alibaba. Pada 2019, per hari mereka rata-rata mendapatkan 54 juta pesanan paket. Kekayaan Huang pun sudah bisa mengalahkan Jack Ma. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
.webp)
