Niatnya Jadi Cantik, tapi Tradisinya Menyakitkan Banget

Niatnya Jadi Cantik, tapi Tradisinya Menyakitkan Banget - GenPI.co
Ilustrasi menyayat perut perempuan di Afrika. Foto: Shutterstock

Banyak versi yang menjelaskan awal mula tradisi atau tren lotus feet ini. Beberapa ada yang mengatakan tren dimulai saat masa Dinasti Shang, sekitar tahun 1700 hingga 1027. Kala itu, permaisuri A Shang memiliki kaki kecil yang mengharuskan kaki wajib diikat di istana.

Kabar lain mengatakan bahwa tren mengecilkan kaki berawal dari pemerintahan Li Yi, kaisar dari Dinasi Tang Selatan (937-975) atau Kaisar Yang dari Dinasti Sui (604-618).

Biasanya, para gadis berusia tiga hingga delapan tahun rela melipat empat jari kaki mereka dan mengikatnya erat menggunakan perban panjang, kemudian dibungkus sepanjang hari.

Meskipun merasakan sakit yang luar biasa, orang tua mereka tak jarang memaksa untuk tetap melakukannya. Hal ini dilakukan demi mendapat apresiasi sebagai penunjuk status sosial yang lebih baik, serta agar mendapat pujian dari lingkungan sekitar.

Namun, kaki kecil ini sudah tak berlaku lagi. Sejak 1912. Negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor satu di dunia ini melarang warganya melakukannya hal ini. Bahkan, pemerintah China memberlakukan denda kepada warganya yang terus mengikat kakinya. 

4. Tradisi Menyayat Tubuh - Suku Tiv, Nigeria

Suku Tiv yang berada di Nigeria ini memiliki tradisi unik untuk menandakan kedewasaan seorang perempuan di wilayahnya. Untuk menandai kedewasaan, para gadis di suku ini harus menjalani ritual penyayatan perut.

Ritual ini dilakukan ketika seorang gadis mendapatkan haid pertamanya. Perut para gadis tersebut disayat dengan menggunakan benda tajam yang menyebabkan beberapa torehan luka berbentuk garis memanjang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya