Ironi, Rasisme Etnis Minoritas di Inggris Meningkat Saat Pandemi

Ironi, Rasisme Etnis Minoritas di Inggris Meningkat Saat Pandemi - GenPI.co
Seorang wanita Muslim diserang, dibuka paksa jilbabnya dan dipukuli di London. Kasus ini adalah cerminan meningkatnya Islamofobia di Inggris. Foto: Reuters/Luke MacGregor.

GenPI.co - Studi oleh Trades Union Congress (TUC) mengungkapkan bahwa rasisme pada etnis minoritas di Inggris telah terpengaruh secara tidak proporsional oleh PHK selama pandemi Covid-19.

Saat pandemi jumlah pekerja kulit hitam, Asia, dan minoritas (BAME) yang bekerja turun 5,3 persen, dibandingkan dengan penurunan 0,2 persen di antara pekerja kulit putih.

BACA JUGA: Rakyat Tunisia Demo Besar-besaran, Tuntut Ini ke Pemerintah

Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa staf etnis minoritas diberhentikan 26 kali lebih tinggi dari pada pekerja kulit putih.

Sekretaris Jenderal TUC, Frances O'Grady, mengatakan pandemi ini telah mencerminkan meningkatnya diskriminasi di pasar tenaga kerja.

"Pekerja BME (Hitam dan etnis minoritas) telah menanggung beban dampak ekonomi dari pandemi ini. Mereka saat ini lebih cenderung menjadi pengangguran," kata O'Grady dalam pernyataannya, seperti dilansir dari Aljazeera, Kamis (21/1/2021).

Sementara, ketua gugus tugas anti-rasisme TUC, Patrick Roach, menambahkan bahwa pejabat pemerintah harus mengatasi penyebab dan dampak rasisme struktural dan menetapkan rencana pemulihan nasional.

"Bukti mengganggu yang menunjukkan bahwa pekerja kulit hitam telah kehilangan pekerjaan mereka pada tingkat yang jauh lebih besar selama pandemi Covid-19 ini," tegas dia.
 
Tercatat sekitar 8,5 persen pekerja etnis minoritas, atau satu dari 12, sekarang menganggur menurut analisis TUC, yang didasarkan pada data pasar tenaga kerja terbaru Inggris.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya