GenPI.co 
GenPI.co - Negara Honduras berada dalam titik kehancuran. Situasinya pun memprihatinkan akibat dilanda pandemi virus corona, badai dan situasi politik yang bergejolak serta ketidaksetaraan selama beberapa dekade.
“Krisis di Honduras adalah krisis permanen,” ucap sosiolog dan mantan dekan kampus San Pedro Sula dari National Autonomous University of Honduraskata, Isabella Orellana dalam pernyataannya, seperti dilansir dari ALjazeera, Rabu (27/1/2021).
BACA JUGA: Iran Sepakat Gunakan Vaksin Sputnik V Covid-19 Rusia
Tak hanya itu, hujan badai menyebabkan sungai meluap ke seluruh negeri, membanjiri kota, kota kecil, dan lahan pertanian. Badai juga menyapu jalan raya, jalan, dan jembatan, serta memutus akses ke rumah warga.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan lebih dari empat juta orang Honduras terkena dampak badai Eta dan Iota. Mereka lalu berangkat dari terminal bus di San Pedro Sula, kota terbesar kedua di Honduras, untuk mencari pengungsian di negara tetangga.
“Itu tidak datang dalam gelombang. Ini adalah krisis yang berputar-putar. Dunia harus melihat dan diharapkan untuk saling membantu,” ujarnya.
Saat ini dilaporkan ratusan ribu orang mengungsi. Sekitar 88.000 warga Honduras masih berada di tempat penampungan awal bulan ini, dan ribuan orang tinggal di perkemahan di bawah jembatan dan di sepanjang jalan di barat laut Honduras.
“Meski pemerintah mengatakan orang tidak sendiri, kenyataannya penduduknya sendirian dan itu sebagian besar orang membantu orang lain," kata Orellana.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
