Kesaksian Warga: Situasi Myanmar Ibarat Zona Perang di Neraka

Kesaksian Warga: Situasi Myanmar Ibarat Zona Perang di Neraka - GenPI.co
Tentara berdiri di luar Bank Sentral Myanmar selama protes terhadap kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. Foto: Reuters/Stringer.

GenPI.co - Pertumpahan darah terjadi selama protes massal di Myanmar yang menentang kudeta militer 1 Februari atas penggulingan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi dan Liga Nasional untuk Demokrasi miliknya.

Protes itu membuat polisi melepaskan tembakan ke pengunjuk rasa di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, dan menewaskan dua orang, termasuk seorang anak berusia 16 tahun yang ditembak di kepala, serta melukai lebih dari 20 orang.

BACA JUGA: Israel Isyaratkan Kembali Hidup Normal Usai Vaksinasi Dekati 50%

Kota terbesar Yangon, telah menyaksikan protes terbesar dengan ratusan ribu orang turun ke jalan, tetapi sejauh ini tidak ada tindakan keras terhadap demonstrasi di sana.

Lain ceritanya di Mandalay dan bagian lain Myanmar, di mana polisi dan tentara menggunakan metode yang semakin kejam untuk memadamkan protes.

Seorang dokter yang berada di garis depan protes hari Sabtu (20/2/2021) di Mandalay menggambarkan adegan yang mengingatkan pada "zona perang".

Dia dan timnya menyaksikan polisi mengerahkan meriam air, memukuli pengunjuk rasa, dan menembaki mereka dengan peluru tajam, peluru karet, dan ketapel.

Insiden pertama terjadi di dekat pelabuhan Mandalay, di mana para pelaut menduduki sebuah kapal dan melepaskan peralatan sehingga tidak bisa berangkat, sebagai bagian dari gerakan pembangkangan sipil yang berkembang yang bertujuan untuk melumpuhkan pemerintahan militer.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya