GenPI.co 
“Itu semua karena diskusi awal tentang bagaimana (COVAXIN) hanyalah sebuah vaksin eksperimental, bagaimana vaksin itu belum menyelesaikan uji coba Fase-3,” kata Dr Subhash Salunkhe.
Namun, sekretaris kesehatan India Rajesh Bhushan mengaitkan penyerapan COVAXIN yang lebih rendah dengan kapasitas produksi Bharat Biotech yang terbatas dibandingkan dengan Serum Institute of India, produsen vaksin terbesar di dunia, yang membuat suntikan AstraZeneca untuk berpenghasilan rendah dan menengah.
"Kami telah menemukan bahwa sebanding dengan jumlah vaksin yang tersedia bersama kami, pengambilan (COVAXIN) cukup memuaskan," jelas Bhushan.
Ahli epidemiologi dan ahli kesehatan masyarakat juga mengkritik persetujuan COVAXIN karena terburu-buru.
Bharat Biotech menyatakan data kemanjuran dari uji coba pada hampir 26.000 sukarelawan akan segera keluar.
Perusahaan tersebut, bersama dengan regulator obat India, mengatakan vaksin tersebut aman dan efektif berdasarkan studi awal dan menengah.
BACA JUGA: Militer Ancam Kudeta Pemerintah Armenia, Mau Ikutan Myanmar?
Adapun, India melaporkan 16.738 infeksi virus corona baru dalam 24 jam terakhir, lonjakan harian tertinggi dalam sebulan, dengan meningkatkan total menjadi 11,05 juta.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
