15 Jurnalis Tewas Mengenaskan di Afghanistan, Dunia Jadi Ngamuk

15 Jurnalis Tewas Mengenaskan di Afghanistan, Dunia Jadi Ngamuk - GenPI.co
Ilustrasi-Penembakan. Foto: Pixabay.

Diketahui, jurnalis, cendekiawan agama, aktivis, dan hakim semuanya menjadi sasaran dalam gelombang pembunuhan politik baru-baru ini yang telah menyebarkan kepanikan di seluruh Afghanistan dan memaksa banyak orang bersembunyi.

Pada bulan Januari saja dilaporkan ada Bismellah Adel Aimaq yang berusia 28 tahun, pemimpin redaksi stasiun radio Sada-e-Ghor (Suara Ghor), tewas di dekat kota Firoz Koh di provinsi Ghor.

Kemudian, pada bulan Desember, orang-orang bersenjata membunuh Malala Maiwand, seorang pembawa berita wanita di Enikass, dan sopirnya di Jalalabad. Afiliasi dari kelompok bersenjata ISIL (ISIS), yang berbasis di Afghanistan timur, mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

Komite Keamanan Jurnalis Afghanistan mengeluarkan pernyataan yang mengutuk pembunuhan itu dan mengkritik penyelidikan pemerintah atas pembunuhan jurnalis sebelumnya.

Tanpa menjelaskan lebih lanjut, dikatakan bahwa investigasi serangan di masa lalu tidak memuaskan sama sekali, sesuatu yang perlu diubah.

Selain itu, Institut Pers Internasional yang berbasis di Wina menyebut pembunuhan itu sebagai tindakan yang tak terkatakan.

Afghanistan memang dianggap sebagai salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi pekerja media. Pembunuhan itu juga  menambah jumlah pekerja media yang terbunuh di negara tersebut menjadi 15 dalam enam bulan terakhir.

Pembunuhan meningkat sejak pembicaraan damai diluncurkan tahun lalu antara pemerintah Afghanistan dan Taliban, sekaligus upaya terbaru untuk mengakhiri konflik selama beberapa dekade.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya