Penindasan Militer Myanmar Makin Tak Terarah, PBB Ngamuk

Penindasan Militer Myanmar Makin Tak Terarah, PBB Ngamuk - GenPI.co
Polisi anti huru hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran di Yangon, Myanmar. Foto: Reuters.

GenPI.co - Pasukan keamanan di Myanmar menggunakan gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan pengunjuk rasa di pusat komersial Yangon pada hari Sabtu (6/3/2021) kemarin.

Kerusuhan meningkat hanya beberapa jam setelah utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan Dewan Keamanan untuk mendengarkan "permohonan putus asa" bangsa dan mengambil tindakan segera untuk memulihkan demokrasi.

BACA JUGA: Sabda Paus-Ayatollah Menggetarkan Jiwa Sebut Nama Allah, Takjub!

Pasalnya, negara Asia Tenggara itu berada dalam kekacauan sejak kudeta 1 Februari menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis, memicu protes massal di kota-kota di seluruh negeri yang menyerukan pemulihan pemerintahan sipil.

Para pengunjuk rasa telah menghadapi tindakan keras yang semakin brutal dengan jumlah korban tewas mencapai lebih dari 50 sejak kudeta, menurut PBB.

Para pengunjuk rasa telah menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi dan menghormati pemilihan November, yang dimenangkan partainya secara telak, tetapi ditolak oleh tentara.

Dilansir AFP, Minggu (7/3/2021), sektor vital negara telah dilumpuhkan oleh gerakan pembangkangan sipil yang berkelanjutan - sebuah kampanye yang mendesak pegawai negeri untuk memboikot bekerja di bawah pemerintahan militer.

Dampaknya sudah terasa di setiap tingkat infrastruktur nasional, dengan tutupnya rumah sakit, kantor kementerian yang kosong, dan bank tidak dapat beroperasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya