Militer Myanmar di Ujung Tanduk, Ancaman Maut Ini Mengerikan

Militer Myanmar di Ujung Tanduk, Ancaman Maut Ini Mengerikan - GenPI.co
Warga Myanmar menggelar aksi unjuk rasa pasca kudeta militer Myanmar. Foto: Reuters.

GenPI.co - Dunia terus mengancam, termasuk Australia setelah mereka menangguhkan program kerja sama pertahanannya dengan Myanmar di tengah kekhawatiran tentang meningkatnya kekerasan dan meningkatnya korban tewas di negara tersebut.

Diketahui, Myanmar saat ini tengah dilanda kekacauan setelah tentara menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan pejabat dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi pada 1 Februari dan menguasai negara itu.

BACA JUGA: Israel Susun Rencana Perang Lawan Iran, Gawat Kiamat Kian Dekat

Kudeta telah memicu Gerakan Pembangkangan Sipil Nasional dan protes massa di mana puluhan orang terbunuh.

"Kami terus mendesak pasukan keamanan Myanmar untuk menahan diri dan menahan diri dari kekerasan terhadap warga sipil," kata Menteri Luar Negeri Marise Payne dalam penyataannya, seperti dilansir dari Reuters, Senin (8/3/2021).

Australia juga akan mengarahkan kebutuhan kemanusiaan segera ke sebagian besar Muslim Rohingya dan etnis minoritas lainnya, dan melewati badan-badan pemerintah Myanmar.

“Kami juga telah melihat program pembangunan dan dukungan pembangunan yang kami berikan dan diarahkan kembali dengan fokus mutlak pada kebutuhan mendesak dari beberapa yang paling rentan dan miskin di Myanmar yang merupakan salah satu negara termiskin di ASEAN,” ungkap Payne.

Australia menyatakan akan terus menuntut pembebasan segera Sean Turnell, seorang ekonom dan penasihat Aung San Suu Kyi, kata pihak berwenang. Turnell telah ditahan dengan akses konsuler terbatas sejak kudeta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya