GenPI.co 
GenPI.co - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden telah memberikan sedikit kejelasan tentang bagaimana hubungan dengan Arab Saudi dan itu akan menentukan parameter tersebut.
Langkah tersebut, meskipun singkat secara spesifik, disambut oleh pendukung yang berbasis di AS, yang telah lama berpendapat bahwa Washington harus mengakhiri dukungannya terhadap koalisi karena laporan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas dan konflik yang menghukum korban kemanusiaan pada warga sipil Yaman.
BACA JUGA: Iran Kirim Hawa Panas ke AS, Joe Biden Bisa Ngamuk Kesetanan
Aktivis di negara lain yang memberikan senjata ke Riyadh juga memperhatikan poros kebijakan pemerintahan Biden, berharap hal itu dapat mempengaruhi posisi masing-masing pemerintah mereka dalam perang di Yaman dan ekspor senjata ke pemerintah Saudi.
Namun beberapa minggu setelah pengumuman Biden, pendukung di luar AS menegaskan hanya sedikit yang berubah.
"Dalam hal penjualan senjata, kami memiliki enam tahun sekarang di Inggris Raya dengan angka penjualan yang sangat tinggi, angka lisensi dan sama sekali tidak ada indikasi apa pun, bahwa itu akan berubah," kata Martin Butcher selaku penasihat kebijakan untuk senjata dan konflik dengan Oxfam International dalam keterangannya, seperti dilansir dari Reuters, Minggu (4/4/2021).
Sementara, pemerintah Inggris telah menekankan bahwa mereka memiliki hubungan terpisah dengan Riyadh dari AS. Keduanya merupakan sekutu lama negara itu dan telah menegaskan bahwa negara itu memiliki kriteria kemanusiaan yang ketat untuk ekspor senjata.
Sedangkan, Menteri Inggris untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, James Cleverly, menambahkan kepada parlemen bahwa pemerintah telah mencatat langkah pemerintahan Biden.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
.webp)
.webp)
