GenPI.co 
Kamu mungkin merasa bahwa tidak apa-apa jika seseorang bersikap buruk, tetapi memilih untuk menjauhkan diri tanpa merasakan emosi yang kuat seperti kebencian.
Kamu mungkin juga merasakan keinginan yang lebih besar untuk membantu atau mendukung orang lain dalam perjalanan penyembuhan mereka dan dengan cara apa pun yang memungkinkan.
Selain itu, kamu merasa benar-benar ingin memahami dan berbagi masalah yang dihadapi orang lain.
3. Momen-momen rasa syukur yang spontan
BACA JUGA: Tips Menyiapkan Mental Anak Agar Semangat Belajar dan Sekolah
Saat penyembuhan, kamu mendapati diri mengalami momen-momen rasa syukur yang tulus untuk aspek-aspek kecil maupun penting dalam kehidupan.
Baik itu matahari terbit atau terbenam yang indah, sikap baik dari orang asing, atau sekadar dapat menikmati makanan bergizi, momen-momen ini memenuhi dengan rasa syukur yang luar biasa.
BACA JUGA: Tips Membangun Kesehatan Mental Anak dengan Ucapan dan Sentuhan
Kamu mulai beralih ke pandangan yang lebih positif terhadap kehidupan secara keseluruhan.
4. Mengembalikan minat atau hobi yang hilang
Kamu menemukan kembali minat atau hobi yang telah ditinggalkan atau hilang selama trauma.
BACA JUGA: Tips Memaksimalkan Waktu Luang untuk Menjaga Kesehatan Mental Ibu
Aktivitas ini dapat berupa perawatan diri dan aktivitas fisik atau olahraga hingga menekuni seni, musik, atau minat unik lainnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
